Pasangan suami
istri yang belum dikarunia anak mungkin akan jauh lebih santai dalam menjalani kehidupan
dibanding setelah punya anak. Sebagian pasangan mengaku bahwa mereka bahkan tak
pernah bertengkar sebelum kehadiran sang anak, tapi semua berubah setelah kelahiran anak mereka.
Terlepas dari
kebahagiaan setiap orang tua atas anak yang dianugerahkan di tengah pernikahan,
setiap pasangan tentu juga akan mengalami berbagai tantangan besar. Perhatian yang
tersita kepada si kecil, mulai menimbulkan masalah dalam hubungan. Keduanya mulai
merasa lelah, saling menyalahkan, saling menuntut dan bahkan tak lagi ada waktu untuk menikmati momen senggang bersama.
Tentunya
ini adalah masa-masa yang paling mengancam pernikahan. Bukan soal masalah pertengkaran
saja tapi juga bisa menimbulkan kebencian yang terpendam diantara pasangan. Supaya
bisa survive di tengah masa-masa ini, pasangan suami istri mungkin perlu mulai melakukan empat hal ini:
1. Bekerja samalah dalam setiap tugas dan tanggung jawab rumah tangga
Pertengkaran
terjadi ketika peran kedua belah pihak tidak jelas. Idelanya, mulailah membagi tugas dengan pasangan sejak kehamilan dan di minggu-minggu pertama kelahiran.
Penting sekali
bagi setiap pasangan bekerja sama sebagai satu tim. Misalnya di minggu-minggu
pertama kelahiran anak tentu akan menyita waktu dan membuat pasangan harus jaga
malam. Jika hal ini harus dilakukan oleh istri saja, tentunya dia akan merasa
kalau suaminya sama sekali tak peduli. Akibatnya, muncullah keluhan-keluhan yang menyebabkan pertengkaran. Untuk itu, penting sekali untuk berbagi tugas jaga.
2. Libatkan suami dalam proses perawatan anak
Ada kalanya
memang suami menjadi terlalu egois dan tak mau tahu dengan kelelahan yang dialami
sang istri dalam merawat si kecil. Tapi bukan berarti harus menghukumnya dengan
menutup rapat-rapat pintu kesempatan baginya untuk menyaksikan bagaimana proses panjang yang harus istri lewati dalam memenuhi kebutuhan si kecil.
Mulailah melibatkan
suami dalam beberapa hal yang dia bisa tangani. Misalnya, meminta dia
mengambilkan pakaian atau peralatan mandi si kecil. Memintanya untuk memberi makan si kecil saat istri sedang sibuk dengan urusan lain atau hal-hal lainnya.
3. Tetap berikan perhatian kepada pasangan
Saat masa-masa
merawat anak menyita banyak waktu. Semua pasangan pasti akan mengalami kejenuhan,
mulai dari waktu jaga yang sering menyebabkan kekurangan tidur dan mengalami
kesakitan ketika harus menyusui, satu-satunya penghiburan yang diperlukan istri
adalah dukungan sang suami. Saat istri benar-benar merasa begitu lelah, ada
baiknya sekali waktu suami memanjakannya. Membuatkan dia makan malam atau memberikan sedikit pijatan yang membuatnya rileks.
4. Redam pertengkaran di hadapan bayi
Bila
memungkinkan, jangan bertengkar di dekat bayi. Karena penelitian menunjukkan
bahwa bayi berusia enam bulan ternyata sudah bisa bereaksi terhadap kemarahan
atau perdebatan. Jadi kalau bisa, keluarkan ponselmu dan berdebatlah di sana. Mungkin
kedengaran lucu, tapi ya, demi menghindari anak kalian dari hal-hal negatif hal
itu harus kalian lakukan. Jika hal itu terasa sulit, akan lebih baik jika bisa meredam
pertengkaran. Mulailah saling mengerti dan bekerja sama, baik dalam hal sekecil
apapun itu.
Kehadiran anak
dalam pernikahan adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai. Jika kehadiran anak justru
membuat sebuah pernikahan menjadi semakin runyam, alangkah baiknya bagi pasangan
suami istri kembali mempertanyakan apakah kalian sudah siap menjadi orang tua
atau tidak? Jika tidak, minta Tuhan yang membimbing kalian menjadi pasangan yang
terus belajar menjadi orang tua yang baik.