Setidaknya 100 orang jadi korban serangan bom gas yang meledak di sebuah rumah sakit di Idlib, Suriah
pada Selasa, 4 April 2017 pagi waktu setempat. Lembaga Observasi Hak Asasi Manusia Suriah melaporkan korban tewas mencapai 58 orang tewas, termasuk 11 anak-anak.
Selain itu
banyak diantaranya yang terluka dan mengalami sesak napas dan tanda-tanda
keracunan gas. Gejala keracunan itu ditandai dengan kondisi kejang-kejang
disertai mengeluarkan busa dan air liur dari mulut korban. Hampir semua yang mengalami hal itu adalah anak-anak di bawah umur delapan tahun.
Menteri Luar
Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa jika rezim Presiden Bashar al-Assad terbukti
bertanggung jawab atas serangan itu, maka hal itu menjadi pertanda munculnya ‘peperangan’ dan Presiden Suriah itu harus bertanggung jawab.
Terkait serangan
ini beberapa pemimpin dunia pun ikut bersuara. Diantaranya, Perdana Menteri Inggris Theresa May dengan tegas mengecam serangan bom gas tersebut.
“Kami
mengutuk penggunaan senjata kimia dalam segala kondisi. Jika terbukti (ulah
Suriah), ini akan menjadi bukti dari kebiadaban rezim Suriah,” kata May,
seperti dilansir Christiantoday.com, Selasa (4/4).
Selain itu,
pemimpin internasional asal Perancis, Francois Hollande menyampaikan hal serupa
dan menyarankan supaya Presiden Assad bertindak atas keterlibatan negara sekutunya,
Rusia. Atas kejadian itu, pemerintah Perancis bahkan sudah menyerukan supaya Dewan PBB menggelar pertemuan darurat untuk membahas hal ini.
Sementara Lembaga
Observasi Hak Asasi Manusia Suriah, yang berkantor di Inggris mengatakan
sebagian besar orang yang meninggal dunia dalam serangan udara itu adalah penduduk
sipil. Mereka juga meyakini serangan itu dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah atau militer Rusia yang membantu militer Suriah.
Jika
serangan ini memang ternyata bom gas, maka ini adalah salah satu serangan kimia
yang paling mematikan di Suriah sejak pecahnya perang saudara enam tahun silam.
Serangan bom
yang menyasar pemukiman warga sipil di Suriah memang sudah kerap terjadi. Yang paling
menyedihkannya, banyak dari korban ledakan adalah anak-anak di bawah usia 10
tahun. Tentu saja di mata dunia ini serangan ini adalah hal yang sangat brutal dan
keji. Untuk itu, mari berdoa supaya pemimpin dunia dan juga PBB bisa bertindak dalam
mewujudkan perdamaian di Suriah dan kehendak Tuhan terjadi atas bangsa ini.