Seperti
yang kita tahu Alkitab versi bahasa Indonesia itu berasal dari hasil terjemahan
dari bahasa aslinya loh, bahasa
Ibrani dan Yunani. Tapi karena injil sharus diberitakan ke seluruh penjuru
dunia, maka Alkitab versi bahasa aslinya kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Proses penerjemahan ini pastinya sangat
sulit karena adanya perbedaan ungkapan dari setiap bahasa yang digunakan di
setiap negara. Karena itu nggak dimungkiri kalau sejumlah kata dalam Alkitab mungkin akan jauh lebih mendalam maknanya dibanding dari kata hasil terjemahannya.
Nah, proses
penerjemahan ini kemungkinan besar jadi penyebab salah tafsirnya kita tentang sejumlah
kata yang menggeser makna sesungguhnya. Ada beberapa pergeseran makna kata yang akhirnya berdampak besar pada pemahaman kita tentang firman Tuhan.
Dari survei
yang dilakukan beberapa teolog dan analis Alkitab, tiga ayat Alkitab ini ditemukan ternyata punya makna yang jauh lebih mendalam di bahasa aslinya.
1. Yeremia 29 : 11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Banyak orang
yang tentu saja suka dengan ayat yang satu ini. Karena ini adalah salah satu janji
Tuhan kepada umat-Nya, bahwa Dia menjanjikan kemakmuran dan masa depan yang penuh harapan.
Dalam
alkitab bahasa Inggris versi NIV, kata ‘damai
sejahtera’ ditafsirkan sebagai ‘prosperity’ atau kemakmuran. Padahal dalam bahasa
asli Ibrani-nya kata yang dipakai adalah SHALOM. Dan kata ini justru memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada hanya sekadar damai sejahtera.
Shalom (yang diterjemahkan dalam bahasa
Inggris lainnya dengan peace) tidak hanya berarti sebagai perdamaian atau
kemakmuran, tapi juga mencakup visi besar Tuhan yang hendak diwujudkan kepada semua ciptaan-Nya yaitu perdamaian dan pemulihan atas segala sesuatunya.
Jadi waktu
membacanya, mungkin bisa diganti dengan kata Shalom. Seperti, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan
apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan shalom dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
2. Matius 5: 6
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”
Ada pola
yang berulang di seluruh Alkitab, di mana kata-kata ‘keadilan’ dan ‘kebenaran’ diterjemahkan
hampir bergantian. Dua kata ini tentu saja sangat berbeda. Keadilan adalah tentang
sistem dan struktur, pemerintah dan penguasa. Sementara kebenaran adalah tentang
kesalehan pribadi kita. Tapi nyatanya Alkitab kita tidak menggunakan istilah-istilah ini sesuai dengan maknanya.
Di Alkitab,
kata kebenaran berarti pemulihan hubungan dengan Allah, satu sama lain dan dengan
dunia. Dengan kata lain, rekonsiliasi. Yang juga dipakai untuk menyampaikan soal ‘keadilan’.
Itu
sebabnya dalam Perjanjian Baru, kita bisa menemukan kata Yunani ‘dikaiosyne’ yang
artinya kebenaran (Matius 5: 6) dan keadilan (Kisah 17: 31). Dalam artian,
dalam bahasa aslinya sebenarnya dalam ayat ini kita perlu memakai dua kata ini, sesuai dengan arti kata aslinya.
Jadi Matius 5: 6 sebenarnya bisa dibaca sepetri ini:
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan
dikaiosyne (kebenaran dan keadilan), karena mereka akan dipuaskan.”
3. Yohanes 3: 16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Dalam
bahasa aslinya Yunani, kata ‘dunia’ di sini ternyata memakai kata ‘cosmos’, yang
diartikan seluruh alam semesta. Kata inilah yang menggambarkan bahwa Tuhan itu begitu
mengasihi semua ciptaan-Nya, termasuk burung pelatuk, belalang, penguin, dan
kunang-kunang. Dia mencintai sungai, danau, pantai berpasir dan puncak gunung. Dia
mengasihi semua ciptaan-nya dan Dia memanggil kita untuk mengasihi dan peduli juga.
Dari
pemahaman ini, kita bisa membaca ayat Yohanes 3: 16 dengan ini: “Karena begitu besar kasih Allah akan cosmos ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Semoga penemuan
makna baru dari ketiga ayat Alkitab ini memberikan kita pemahaman yang baru. Semoga
kita juga bisa menemukan pemahaman-pemahaman yang selalu baru dari ayat firman yang
kita baca setiap hari. Tuhan Yesus memberkati!