Perjuangan Ronald Laoly Tinggalkan Nikmatnya Gemerlap Dunia Keartisan
Sumber: Jawaban.com

Family / 23 March 2017

Kalangan Sendiri

Perjuangan Ronald Laoly Tinggalkan Nikmatnya Gemerlap Dunia Keartisan

Lori Official Writer
19251
Penolakan seringnya menjadi benih yang semakin lama semakin tumbuh menghancurkan hidup seseorang. Penolakan itu bisa berasal dari orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara dan teman-teman. Begitulah yang dialami oleh Ronald Laoly, seorang pria yang sejak kecil telah kehilangan ruang untuk berbicara dan mencurahkan segala isi hatinya kepada kedua orang tuanya.

Kesibukan keluarganya dalam bekerja, mengharuskan Ronald sejak kecil hidup dengan keras. Bangun harus sedini mungkin dan ikut membantu menjalankan bisnis peternakan ayam sang ayah. “Dan walaupun pada saat itu saya masih duduk di kelas 1 SD, bukan berarti hidup saya itu enak kayak teman-teman yang lain. Jam empat pagi saya sudah bangun untuk potong ayam, untuk bersihin ayam dan untuk keluarin isi perut ayam,” jelas Ronald.

Sejak kecil, Ronald sudah ditanamkan pola pikir bahwa uang adalah segalanya dalam hidup, bahwa semakin banyak uang yang dihasilkan akan semakin dihargai dan dihormatilah ia. Hal itu pula yang membuatnya merasa tak dianggap diantara kakak-kakaknya yang lain. “Kakak-kakak saya cenderung suka ngebully saya karena saya paling kecil. Kog kayak nggak diterima ya, kog kayak didiskriminasi, kog kayak dilecehin”.

Namun lewat hobinya bernyanyi Ronald mampu mengekspresikan ungkapan hatinya secara lepas bertolak dari penolakan yang ia terima dari ayah, ibu dan kakak-kakaknya. Hingga beranjak Sekolah Menengah Atas (SMA) ia sudah tampil dalam berbagai ajang tarik suara. Akhirnya Ronald menjadikan musik sebagai sumber penghasilan yang cukup menggiurkan sekaligus dengan penghasilan itu ia berharap diakui di tengah keluarganya.

“Karena menyanyi ini memang menawarkan sesuatu yang membuat orang tua saya: Waw kamu terima duit banyak nih. Kamu kog berhasil ya. Apalagi yang namanya penyanyi, itu bisa menarik kantong orang tuh supaya keluar duitnya,” tutur Ronald.

Ronald pun menjadi sangat kecanduan dengan profesinya sebagai penyanyi di café-café. Namun tak hanya menjadi penyanyi semata, Ronald bahkan terjerumus dalam dunia seks bebas dan menjadi pecandu narkoba. Fatalnya, kebiasaan bergonta-ganti pasangan membuatnya terserang penyakit.

“Ketika saya buang air kecil, itu kog terasa sakit ya. Dan kemudian dalam waktu bersamaan saya melihat juga kog seperti ada bintil-bintil kecil gitu yang muncul di tubuh saya di tangan, di leher. Dan ketika diperiksa saya didapati terkena penyakit kelamin karena saya sering bergonta ganti pasangan”.

Dalam kondisi sakit, Ronald bahkan tak mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya yang hanya kerap menuntutnya mengirimkan sebagian dari penghasilannya. Ia pun kecewa dan tertolak. Perasaan sendiri dan tak diterima membuatnya berpikiran untuk bunuh diri. “Saya sangat menderita pada saat itu. Daripada saya menderita, lebih baik saya bunuh diri aja. Saya mati aja”.

“Sungai Mahakam itu deras baget arusnya malam-mala. Terus entah bagaimana saya ngelihat ada memang disepanjang sungai Mahakam itu ada tukang jual penyu. Tapi sepertinya bapak-bapak itu bilang: Sekali kamu lompat nggak akan ada kesempatan lagi buat kamu. Ini yang pertama dan terakhir buat kamu,” kenang Ronald.

Di saat itulah, Ronald mengingat akan luka batin yang sejak kecil dialaminya, mulai dari penolakan dari keluarganya terngiang saat itu juga. Kata-kata bahwa ia masih punya ‘kesempatan’ membuatnya sadar. “Ketika saya ingat: Masih ada kesempatan buat kamu Aku akan menyembuhkan kamu. Saya inget apa yang mama saya ajarkan itu Amazing Grace, terlintas di pikiran saya, dalam hati saya nyanyi. Saya cuma bilang, " Tuhan terima kasih Tuhan. Kalau aku terjun aku nggak bakal punya kesempatan kedua”.

Kesempatan yang Tuhan beri baginya memerdekakan hidup Ronald untuk tak lagi diikat dalam rasa penolakan. Karena dirinya tahu bahwa Tuhan menerima dan mengasihi setiap orang apa adanya.  

Sumber : Ronald Laoly
Halaman :
1

Ikuti Kami