Waspada Fenomena Anak Pilih Ateis, Orangtua Lakukanlah 2 Hal ini!
Sumber: pixabay.com

Parenting / 20 March 2017

Kalangan Sendiri

Waspada Fenomena Anak Pilih Ateis, Orangtua Lakukanlah 2 Hal ini!

Budhi Marpaung Official Writer
3748

Pergi ke gereja, berdoa bersama di dalam rumah, ternyata tidak lantas membuat anak pasti memercayai Tuhan. Sebuah studi terbaru dari Pew Research Center menunjukkan bahwa pandangan dan sikap generasi milenial Amerika Serikat saat ini jauh berbeda dengan generasi sebelum mereka.

Lebih lanjut disebutkan dalam survey tersebut, generasi milenial di Amerika Serikat bukan hanya tidak mau berafilisasi dengan kelompok Kristen manapun, tetapi sebagian dari mereka enggan untuk menyatakan bahwa mereka memercayai Tuhan. Sebagian besar dari mereka (86 persen) percaya kepada Tuhan, namun hanya 58 persen yang menyatakan bahwa mereka benar-benar (absolut) meyakini bahwa Tuhan itu eksis (ada).

Mungkin kita berpikir itu kan kecenderungan generasi milineal di Amerika Serikat bukan di Indonesia? Namun, apakah kamu yakin? Dari beberapa kejadian diskusi saya dengan anak-anak muda belasan tahun justru menunjukkan bahwa pandangan agnostik dan ateis sudah masuk ke dalam diri sebagian generasi muda di negeri ini.

Sebagai orangtua yang memiliki anak masih kecil atau bahkan anak muda, kita harus menyadari akan bahaya ini. Kita tidak bisa berdiam diri. Namun, kita juga jangan jadi orang yang paranoid dan justru akan menjadikan buah hati kita seperti apa yang dunia saat ini sedang coba suarakan ke dalam rumah demi rumah.

Ada dua hal yang bisa kita kerjakan selain tentunya berdoa kepada Tuhan (karena ini memang tidak boleh dilupakan, red). Pertama, adalah membangun komunikasi dengan anak lewat investasi waktu. Komunikasi yang sehat tidak terjadi hanya dalam waktu satu hari saja. Butuh waktu untuk melakukannya. Juga, kesengajaan.

Komunikasi yang baik dengan anak membuat anak akan melihat siapakah kita sebagai orangtua. Apakah Kristus terlihat jelas oleh mereka saat melihat kita? Atau jangan-jangan kita menjadi orang-orang yang agamawi, yang takut dengan penilaian orang lain dan tidak ingin citra kita buruk di hadapan orang-orang tersebut?

Lalu yang kedua adalah mengambil komitmen pribadi untuk mendidik anak seperti yang Tuhan kehendaki. Komitmen pribadi terlihat dari kesabaran yang kita tunjukkan hari demi hari.

Marah karena mereka mempertanyakan keberadaan dan kekuasaan Tuhan di dalam kehidupan ini tidak akan membuat mereka beriman kepada Tuhan. Itu justru akan membuat keadaan semakin lebih buruk. Seperti halnya ada orang-orang yang membutuhkan proses untuk mengalami dan meyakini Tuhan, demikian kita juga memegang keyakinan bahwa anak kita membutuhkan proses untuk mengalami dan meyakini Tuhan penuh di dalam kehidupan mereka.

Sekali lagi, jangan terburu-buru panik. Kerjakan saja apa yang menjadi bagian kita dengan tulus dan murni. Hasilnya, anak kita pasti menjadi apa yang kita doakan di hadapan Tuhan.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami