“Jadi bagaimana hubungan barumu?” tanya kepada seorang teman wanita single.
Dengan muka
yang kelihatan sedih sembari menarik nafas dalam-dalam dia menyampaikan, “Aku tidak
mengerti apa yang sedang terjadi. Kami sudah melakukan hal-hal yang menyenangkan.
Kami menghabiskan setiap menit bersama-sama selama satu bulan, dan kemudian tiba-tiba dia berhenti menghubungiku. Aku sangat hancur sekarang.”
“Apa?
Setiap menit? Apa kamu berpikir kalau kamu juga sudah menyia-nyiakan hal-hal yang
lain?” tanyaku. “Apa kamu juga harus meninggalkan teman-temanmu, tidak punya waktu bertemu orang-orang baru dan mengencani yang lain?” lanjutku.
“Ya. Tapi kan aku harusnya memang tidak pantas mengencani dua pria sekaligus,” ucapnya.
“Apakah kamu
memang sudah menjalin hubungan serius dan dia memintamu jadi kekasihnya?” tanyaku kembali.
“Tidak. Tapi
aku adalah seorang Kristen. Aku tidak harus mengencani dua orang sekaligus,” jawabnya dengan penuh pengertian.
Saat
mendengar ucapannya, aku merasa seperti semua isi kepalaku meledak. Ini adalah masalah
yang sebenarnya! Ide kencan semacam ini adalah alasan kenapa dia selalu
mengulangi pola kencan yang sama. Lalu timbul pertanyaan di dalam benakku, “Benarkah
ide berkencan dengan lebih dari satu orang dalam satu waktu bisa jadi ide yang baik, sama seperti playboy yang bisa memacari beberapa wanita sekaligus?
Pandangan Kristen soal kencan
Orang Kristen
mungkin diberitahu kalau memacari lebih dari satu orang adalah hal yang salah
secara moral. Tapi aku akan setuju bahwa tindakan ini salah kalau dilakukan saat
seseorang sudah menjalin hubungan yang serius. Larangan ini benar-benar berlaku.
Tapi sebaliknya, banyak orang yang justru menerapkan prinsip ini dalam tahap kencan
yang masih awal, dalam artian bahwa salah satu pihak belum benar-benar mengambil komitmen untuk menjalani hubungan secara resmi.
Tahap awal
pacaran atau yang sering kita sebut PDKT adalah masa dimana kedua belah pihak sama-sama
masih belum diikat oleh hubungan resmi. Jadi keduanya masih jadi pribadi yang bisa
bebas memilih pasangan lain yang mungkin jauh lebih memberikan harapan. Ini
jelas-jelas berbeda dari menjadi seorang playboy yang hanya menyakiti dan mempermainkan perasaan seseorang.
Hubungan yang terlalu cepat
Salah satu perangkap
terbesar dalam sebuah kencan adalah menjalin hubungan yang terlalu cepat. Ada kalanya
dua belah pihak benar-benar begitu tergesa-gesa untuk menjalani satu hubungan. Dan secepat itu pula hubungan tersebut berakhir.
Banyak orang
yang suka mengulangi pola yang sama. Mereka bertemu pria/wanita baru dan melakukan PDKT
yang berlebihan. Tak hanya itu, mereka juga bertindak seolah-olah sudah seperti
pasangan menikah. Mereka selalu bersama sepanjang hari dan lupa dengan urusan-urusan
lainnya. Mereka berhenti bergaul dengan teman-temannya, membiarkan cinta memabukkan
dan mengubah otak mereka. Lalu, saat salah satu pihak merasa mulai kewalahan,
tiba-tiba dia menarik diri dan menghilang dari peredaran bumi. Sementara pihak lainnya menanti tanpa ada kepastian. Menyedihkan bukan?
Menjalani hubungan serius
Waktu untuk
menjalani hubungan dengan serius adalah saat kita menyadari kalau orang yang
kita kencani adalah sosok yang sangat cocok dengan kita. Dia adalah sosok yang paling
tepat dijadikan pilihan di antara pria atau wanita lainnya. Kalian suka saling
melontarkan humor dan merasa sangat kehilangan saat dia pergi. Tapi dia akan datang saat dibutuhkan.
Waktu hubungan
ini semakin serius, saat itulah kedua belah pihak harusnya sudah mulai menjaga hati.
Tak lagi berpikir untuk mencari sosok lain yang lebih baik. Kenyamanan yang kalian
rasakan antara satu sama lain pasti akan membuat kalian jauh lebih kuat untuk menahan
diri dari godaan berselingkuh atau mengencani pria/wanita lain.
Mengencani lebih
dari satu orang saat masih masa PDKT adalah hal yang wajar. Karena setiap orang
pasti ingin menemukan pasangan yang tepat dan bukan untuk memberikan harapan palsu
kepada orang-orang yang sedang kita kencani atau bahkan menyakiti hatinya.