Ulama Islam dan Pendeta Malaysia Kecam Film Beauty and the Beast Karena Ada Adegan Gay
Sumber: Google

Internasional / 16 March 2017

Kalangan Sendiri

Ulama Islam dan Pendeta Malaysia Kecam Film Beauty and the Beast Karena Ada Adegan Gay

Puji Astuti Contributor
7002

Film Beauty and the Beast sudah dikenal sebagai salah satu dongeng anak-anak. Kisah dongeng ini sudah diangkat menjadi film beberapa kali, baik film kartun hingga dalam tayangan opera. Namun disayangkan versi terbaru film yang digarap oleh Disney tersebut disusupi oleh agenda dari kelompok LGBTQ (lesbian, gay, bisexual, transgender, dan queer). Hal ini mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk saat akan tayang di negara tetangga kita Malaysia. 

Penayangan Beauty and the Beast di Malaysia sempat ditunda karena negara dengan mayoritas muslim tersebut memutuskan untuk mensensor adegan gay yang ada pada film tersebut dan diberi rating "PG-13". 

Kecaman muncul dari berbagai pihak, termasuk di dalamnya para ulama Muslim dan pendeta-pendeta Kristen. Harussani Zakaria, ulama dari Perak, negara bagian Malaysia menyatakan bahwa film tersebut memupuk prilaku negatif dalam masyarakat. Keprihatinan yang serupa juga disampaikan oleh Presiden Dewan Nasional Gereja Singapura Bishop Rennis Ponniah, dia menyayangkan Disney kini sudah menyimpang dari nilai-nilai positif. 

Walau demikian, Menteri Budaya dan Pariwisata Malaysia Nazri Aziz menyatakan tidak akan melarang penayangan film tersebut di Malaysia, walau hingga saat ini belum ada tanggal pasti kapan mulai ditayangkan. 

"Kami tidak melarang tayang sebuah film hanya karena memiliki karakter gay. Biarkan penonton menentukan sendiri mana yang baik dan buruk," demikian ungkap Aziz.

Adegan gay yang menjadi kontroversi dalam film ini adalah saat tokoh Le Fou, yang dikisahkan menaruh hati pada bosnya, Gaston. Karakter Le Fou tersebut diperankan oleh komedian Josh Gad (yang juga memerankan Olaf manusia salju di film Frozen) tersebut menjadi karakter LGBT pertama dalam film-film Disney.

Saat ini dunia berusaha merebut generasi muda dan dengan cara yang sangat kreatif dan agresif berusaha untuk mengajarkan hal-hal yang negatif. Untuk itu sudah waktunya bagi orangtua dan juga para pemimpin umat untuk sadar dan merebut mereka, dan memuridkan generasi muda dengan kebenaran Firman Tuhan namun dengan cara kreatif juga. 

Sumber : Republika.com
Halaman :
1

Ikuti Kami