Michael Alen Ponelo: Sejak Kecil, Aku Sudah Hidup di Dunia Hitam
Sumber: jawaban.com

Family / 13 March 2017

Kalangan Sendiri

Michael Alen Ponelo: Sejak Kecil, Aku Sudah Hidup di Dunia Hitam

Budhi Marpaung Official Writer
9066

Michael Alen Ponelo dibesarkan dalam dunia yang tidak biasa. Sejak kecil, ibunya yang sudah bercerai dari sang ayah sudah memperkenalkannya dengan narkoba. Dengan uang yang dimiliki, ibu tanpa beban menyuruhnya untuk membelikan barang yang diperuntukkan bukan untuk konsumsi bebas tersebut.

Keluarga yang hancur membentuk Michael menjadi seorang yang kasar. Sedikit saja direndahkan, maka ia dan teman-teman akan langsung menghajar sampai babak belur.

Tidak ingin terus menerus dihina maka Michael memilih untuk mengejar kekayaan. Menurutnya, dengan banyak uang maka orang baru akan bisa menghargai dirinya.

Beranjak besar, Michael justru dekat dengan teman-teman yang akrab dengan dunia malam. Ia sendiri bahkan memiliki seorang pacar yang berprofesi sebagai penari telanjang (striptease). Ia menemukan kenyamanan bersama orang-orang yang ada di sekelilingnya.  

Michael mulai tertarik dengan teman-temannya yang memiliki banyak uang. Sepertinya mereka tidak mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Sementara dirinya sendiri jauh dari pada kondisi tersebut.

Didorong atas ambisinya terhadap uang, Michael menggaet Sisca. Setelah berhasil dipikat, wanita tersebut akhirnya diterjunkan sebagai penari striptease. Tidak ingin hanya bergantung kepada satu pendapatan, ia sendiri terjun sebagai pengedar narkoba sama seperti teman-temannya.

Uang banyak didapat. Ia bisa berfoya-foya dengan rupiah yang ada. Ketika sang pacar bekerja sebagai penari striptease, dirinya justru menikmati semua kesenangan yang dulu ia susah dapatkan.

Tidak ada rasa cemburu di hati Michael. Ia justru terus mendorong pacarnya untuk bekerja lebih giat agar bisa memperoleh uang.  

Sampai suatu ketika, Sisca, sang pacar, memutuskan hubungannya dengan Michael karena Michael berselingkuh dengan wanita lain. Tak lama kemudian teman baik Michael yang bernama Melky ditangkap oleh pihak berwajib atas kasus narkoba.

Rangkaian peristiwa yang dialami membuat Michael ingin berubah. Dalam kondisi yang begitu terpuruk, seorang rekan memberikannya sebuah Alkitab. Saat memberikan, temannya tersebut mengatakan: “Kalau hidup kamu ingin berubah, baca ini”. Namun, nada-nada sinis diterimanya. “Kalau dasarnya udah jahat, mana bisa berubah,” demikian ujar salah seorang teman.

Menganggap dirinya tidak layak diampuni, Michael kemudian jatuh kembali ke lubang hitam yang sama. Bahkan perbuatannya semakin menggila.  

Meski hidup dengan kesenangan-kesenangan duniawi dijalani, tetapi ia merasa dirinya kosong. Hampa.

Dalam pergolakan batin dan pikirannya, Michael kemudian tersentak oleh sebuah lagu. Lirik mengenai penyesalan seorang manusia itu begitu memikat hatinya. Di tengah kesendiriannya, ia teringat oleh Melky, seorang teman yang ditangkap pihak berwajib karena narkoba. Ketika berseluncur di Facebook, ia mendapati bahwa Melky kini telah bertobat dan memiliki pelayanan. Dalam pandangannya, Hidup Melky saat itu lebih berbahagia daripada yang dahulu. Michael ingin seperti itu.

Sebuah doa pun ia panjatkan kepada Tuhan, “Tuhan, ampuni saya. Saya berdoa. Saya mau berubah, Tuhan,” Ketika doa itu selesai diucapkan ia melihat ada dua malaikat. Ia berpikir itu adalah akhir dari kehidupannya. Ia pun ketakutan. Dalam kondisi tersebut, ia mengambil sebuah komitmen di hadapan Tuhan.

‘Tuhan, saya mau datang sama Tuhan. Saya mau tinggalkan semua ini. Saya berusaha untuk mendekatkan diri sama Tuhan,” demikian seru Michael.

Sejak itu, ia mulai belajar Firman Tuhan. Sejalan dengan itu, ia mendapatkan sebuah kedamaian yang selama ini ia cari-cari. Sebuah kedamaian yang tidak ia temukan ketika berada di dunia kejahatan.

Michael pun kini melayani bersama di sebuah gereja dengan Melky. Melihat semua yang dialami, ia mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Raja karena hanya Ia lah yang bisa mengubahkannya. Bahkan, siapapun orangnya, jika kita mau berubah, ia percaya bahwa Tuhan Yesus sanggup melakukannya total dalam kehidupan kita.

Sumber : Michael Alen Ponelo
Halaman :
1

Ikuti Kami