Akhir pekan
lalu, Papua dimeriahkan dengan sebuah perayaan karnaval yang menampilkan beragam
atraksi budaya masyarakat setempat, mulai dari tarian sampai arak-arakan dari
berbagai suku di kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua. Perayaan ini menambah pesona wisata Raja Ampat yang sudah dikenal lama di kancah Internasional.
Perayaan karnaval
ini memang jarang digelar dan bahkan terbilang langka. Beruntungnya, tahun ini karnaval
budaya ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian acara pembukaan kegiatan
Sidang Sinode ke-16 GKI Papua. Kendati Sidang Sinode ini merupakan kegiatan gerejawi, namun warga berbeda agama bahkan ikut berpartisipasi.
Inilah
momen spesial untuk menyaksikan menyaksikan keindahan dari kemajemukan etnis yang
tinggal di Waisai. Pesta besar ini diisi oleh penampilan masing-masing suku
yang ada. Tak ada sekat antar suku, agama dan ras. Semua warga Papua bersatu padu.
Teatrikal pengabaran Injil pertama kali ke Papua menjadi pertunjukan utama. Ada
yang rela mengecat tubuh mereka demi mempertunjukkan budaya setempat secara
total. Sementara beragam bazar yang menjajakan makanan tampak berderet di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) Raja Ampat.
Hal menarik
lain yang ditampilkan dalam karnaval budaya ini adalah kesempatan tampilnya warga
pendatang seperti dari Makassar, Manado, Sumatera dan Malang. Suku Batak sendiri, menampilkan panguyuban Batak. Suku Jawa dengan menampilkan kesenian Jawa.
Bupati Raja
Ampat Abdul Faris Umlati sendiri menyampaikan pelaksanaan karnaval ini justru
berdampak positif bagi Raja Ampat. “Pemda mendukung acara itu
sendiri terutama karnaval yang melibatkan semua etnis dan agama yang bermukim
di Kabupaten Raja Ampat khususnya di Waisai sebagai pusat daerah,” terang Bupati Abdul.
Dia juga mengatakan
bahwa momentum pelaksanaan acara gerejawi ini dimanfaatkan sebagai bentuk promosi pariwisata dan juga keharmonisan agama dan etnis yang tinggal di Raja Ampat.
“Sidang ini
satu pentas sacara musyawarah religi yang dilakukan GKI namun karena kebetulan kita
sebagai tuan rumah, sebagai kabupaten pariwisata, pemerintah daerah mensinergikan
dengan panitia sebagai ajang promosi yang melibatkan partisipasi masyarakat,” terangnya.
Seperti
diketahui, Raja Ampat adalah salah satu rekomendasi tempat wisata bahari terbaik
Indonesia yang sangat eksotis dengan dikelilingi oleh empat gugus pulau yaitu Pulau
Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta. Raja Ampat memiliki
keindahan pemandangan bawah laut yang begitu mempesona dan menjadi tempat menyelam
terbaik Indonesia. Kepulauan Raja Ampat dihuni oleh masyarakat yang tinggal di
kampung-kampung kecil, letak rumah mereka berjauhan dan berbeda pulau. Masyarakat
di sini pada umumnya sangat ramah terhadap para wisatawan.
Buat yang tertarik
berkunjung ke Raja Ampat, carilah waktu yang tepat untuk datang. Misalnya saat digelarnya
Festival Budaya atau acara-acara tertentu yang menampilkan berbagai budaya setempat.