Semua anak pasti pernah berurusan dengan anak yang suka berteriak-teriak
di pesawat atau anak yang menangis di bioskop. Saat hal itu terjadi, banyak orang
di sekitar yang mungkin akan menyalahkan orangtua sembari berkata dalam hati ‘kalau belum bisa mengontrol perilaku anak ya jangan bawa anak keluar dong.'
Seorang penulis blogger Clint Edwards yang aktif membagikan
soal tips pengasuhan anak membagikan soal tantangan-tantangan mengasuh anak
yang dia alami saat ini, dan kadang itu adalah hal yang sangat sulit untuk dihadapi.
Edwards dalam sebuah tulisannya membuat judul artikel ‘No
Idea What I’m Doing: A Daddy Blog’ (Tak Punya
Ide Tentang Apa yang Aku Lakukan: Blog Seorang Ayah). Tulisan ini menjadi
viral ketika dia menulis pengalamannya di satu hari saat dia dan istrinya membawa
serta tiga anak mereka untuk makan malam. Tapi entah mengapa salah satu anaknya
mulai bertingkah dan setelah selesai makan, Edwards segera mengambil tindakan untuk membawa keluar anaknya itu.
“Kami sekeluarga pergi untuk makan malam, dan dia (anakku)
mulai marah karena ibunya nggak mengijinkan dia melemparkan potongan ayam. Jadi
dia berteriak, berteriak dan berteriak, menendang-nendang, dan karena aku sudah
selesai makan waktu itu, aku pun langsung menyeret dia keluar dari Red Robin (nama restoran makanan tersebut, red),” ucap Edwards.
Saat hal itu terjadi, dia bisa melihat bagaimana orang-orang
di sekeliling memandang tindakannya kepada anaknya itu. “Aku membawanya melewati
bar dan semua orang manatapku, sebagian besar dari mereka tidak punya anak,
menurutku. Tidak ada seorang pun yang bersama anak-anak harusnya menatapku
dengan wajah demikian, memutarkan bibir dan tampaknya mulai mengatakan “Kalau kamu tidak bisa mengontrol anakmu jangan bawa dia pergi keluar,” tulis Edwards.
Dia mengatakan bahwa putrinya itu memang baru berusia dua
tahun dan masa-masa itulah dirinya hendak mengajarkan putrinya tersebut tentang
berlaku benar di depan umum. “Satu-satunya cara yang akan aku lakukan untuk
mengajarkan adalah untuk membawanya keluar dan menunjukkan kepadanya apa yang
benar dan yang salah. Pelajaran ini butuh kesabaran, kerja keras, dan pengalaman
yang nyata dan aku minta maaf kepada orang-orang yang jengkel dengan tingkah anakku,” lanjutnya.
Edwards mengatakan bahwa setiap orang pasti semasa
kecilnya pasti pernah mengalami hal serupa. Orangtua akan melakukan hal yang
sama kepada anaknya, dan itulah yang sedang dia lakukan untuk mengatasi anaknya yang mulai menjengkelkan di restoran.
Lebih lanjut, Edwards pun menulis di akun Facebook-nya bahwa
orang lain harusnya memahami soal tantangan orangtua saat menghadapi anak yang
menjengkelkan, bukan malah menilai dan menghakimi tindakan mereka. “Anka-anak mengjengkelkan
saat mereka berteriak di restoran. Aku tahu, aku menghadapinya. Tapi sebelum kalian
marah dan menghakimi, sadarilah bahwa apa yang kalian saksikan bukanlah sebuah
pola asuh anak yang buruk, melainkan orangtua bekerja keras untuk memperbaiki situasi,” tulisnya.
Sebagian besar dari kita mungkin akan merasa kesal saat sanak-anak
kecil yang di bawa ke tempat-tempat umum, seperti restoran, mall dan
sebagainya, mulai menjerit, berteriak-teriak, menangis atau rewel. Saat hal itu
terjadi, sebagain orangtua mungkin tidak mampu segera mengendalikan emosi anak.
Tapi penting untuk diingat bahwa sifat menjengkelkan pada anak adalah sesuatu
yang alamiah dan bukan karena kesalahan orangtua. Karena orangtua juga pasti
akan melakukan yang terbaik untuk meredam emosi anak balita mereka.
Dari kasus yang dihadapi Edwards ini, para orangtua muda mungkin
bisa belajar lebih banyak soal bagaimana seharusnya cara yang lebih baik untuk bisa
mengontrol emosi anak saat dibawa ke tempat-tempat publik. Pengajaran soal pengasuhan
yang baik memang harus dimulai sejak anak masih berusia belia. Orangtua bisa menyampaikan
kepada anak soal apa yang benar dan yang salah. Apa yang bisa dan yang tidak
bisa dilakukan di rumah, di sekolah atau di tempat-tempat publik. Inilah tugas berat
yang dihadapi setiap orangtua yang memiliki anak-anak balita.