Siapa yang tak
kenal dengan pebasket muda asal Amerika Jeremy Lin? Ya, tak hanya sekadar pebasket
sukses tapi pria berdarah China ini juga dikenal sebagai pria yang sangat mengasihi
Tuhan. Saat tur tahunan bersama timnya Brooklyn Nets ke Asia tahun 2016 silam, dia
membagikan kesaksian imannya dan menyampaikan soal semangatnya untuk menyebarkan injil ke seluruh dunia.
Atlet basket
berusia 28 tahun ini juga secara tegas menyampaikan soal imannya pertama kali dalam
Forum Ekonomi Dunia di Tianjin. Dengan berani dia menyampaikan bahwa dengan
usia yang semakin tua, dia ingin semua orang tahu soal identitas dirinya. “Aku
belajar untuk menghargai identitasku tentang bagaimana orang lain berpikir tentang
apa hal yang membentuk diriku. Aku adalah seorang Kristen, jadi yang selalu aku
bicarakan pertama kali adalah identitasku dan yang terutama dari Kristus,” ucap Jeremy saat pertama kali menyampaikan identitasnya di depan publik.
Baru-baru
ini, pria yang memiliki tinggi badan 190 cm ini bahkan melakukan sesuatu yang mencengangkan.
Kabarnya, Jeremy baru menyumbangkan gaji dari hasil pertanding melawan tim
Boston Celtics pada 17 Maret pekan depan yang berkisar 100.000 dolar (atau 1.3
milliar) untuk mendanai program pendidikan anak-anak perempuan di seluruh dunia.
Dana ini akan diserahan kepada lembaga non-profit One Day’s Wages, yang fokus untuk menyediakan pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu.
Selain donasi
tersebut, Jeremy juga berjanji akan menyumbangkan 100 dolar (sekitar 1.3 juta) untuk
setiap poin yang berhasil dicetak saat pertandingan sepanjang musim ini. Sebagai
komitmennya, Jeremy bahkan membuat pernyataan di website resmi One Day’s Wages.
Tulisnya, “Aku percaya penting sekali untuk
meningkatkan kesadaran tentang isu-isu keadilan sosial yang telah disembunyikan.
Karena itu aku bersama One Day’s Wages, gerakan untuk mengurangi kemiskinan global
ekstrim, ambil bagian untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu dimana masih
banyak perempuan yang sedang mengejar impian mereka. Jutaan perempuan di
seluruh dunia yang tidak mampu mengecap pendidikan yang bagi diri mereka
sendiri dan keluarga mereka. Harapanku adalah untuk memberikan secercah titik terang dan mengundang kalian mengambil aksi bersama dengan ku.”
Melalui pernyataan
tertulis ini, Jeremy Lin benar-benar rindu supaya banyak orang menyadari pentingkan terlibat dalam mendukung pendidikan bagi kaum perempuan. “Kita
tidak bisa melakukan pekerjaan ini sendirian, butuh kerja sama diantara kita,” tulisnya.
Donasi dengan
jumlah yang tidak sedikit itu menunjukkan bahwa Jeremy memang adalah pribadi yang
memiliki beban untuk menolong sesama. Mungkin tak hanya sekadar tertarik, tapi Jeremy
tentunya terdorong oleh beban panggilan dari dalam hatinya untuk ikut terlibat dalam
berbagai kegiatan sosial semacam itu. Mungkin saja hal itu pula yang mendorong
dia membangun organisasi nirlaba The Jeremy Linn Foundation. Lembaga ini fokus untuk
memerangi kekerasan yang dialami anak-anak di sekolah.