Gereja
Mesir sudah terlalu gerah dengan teror dari kelompok teroris ISIS terhadap
komunitas-komunitas Kristen di Mesir. Penduduk El-Arish, sebuah kota yang terletak
di pantai Utara Sinai, Mesir merasakan betul ancaman dan serangan ini. Akibatnya, mereka harus melarikan diri dan meninggalkan rumah masing-masing.
Kejadian menyedihkan
bahkan dialami Nabila Fawzy, seorang wanita yang menyaksikan langsung pembunuhan
anak dan suaminya. Dia mengaku kejadian itu terjadi ketika kelompok ISIS memasuki
rumah mereka. Saat pintu dibuka oleh anaknya, salah satu dari dua pria bertopeng
langsung menembak kepalanya. Tanpa ampun, kelompok ini pun kemudian menembak suaminya. Mereka diduga adalah anggota kelompok teroris garis keras itu.
Tindakan brutal
itupun dikutuki keras oleh gereja-gereja Mesir. Gereja protestan Mesir mengaku sedih dengan tindakan pembunuhan brutal yang menargetkan warga Kristen di Arish dan kota-kota tetangga. Akibat ancaman ini banyak warga yang kemudian mengungsi dari Sinai Utara.
Gereja-gereja
Protestan dari Kairo, yang terdiri dari tiga komunitas yaitu Gereja Kasr el Doubara,
Gereja Injili dari Ismailia, dan Evangelical Moukatam, telah menyambut para pengungsi.
Mereka diberi makanan, tempat tinggal dan pakaian. Tindakan kemanusiaan ini dibantu
oleh Kementerian Solidaritas Mesir, Kementerian Perumahan dan Departemen Pendidikan
untuk menyediakan perumahan, pendidikan pengganti dan menjamin hari libur bagi semua pekerja yang melarikan diri dari pekerjaan mereka.
Serangan terhadap
komunitas Kristen Koptik, yang mewakili sekitar 10 persen dari mayoritas penduduk
Muslim Mesir, telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir ini, terutama setelah
ISIS merilis sebuah video yang menampilkan tentang aksi mereka menargetkan komunitas
Kristen. Sedikitnya tujuh orang tewas dalam serangan sejak 30 Januari dan pemboman
ISIS di Gereja Koptik Kairo pada Desember 2017 lalu.
“Komunitas Kristen
di Mesir telah menghadapi penganiayaan selama berabad-abad, dan terutama dalam
beberapa dekade terakhir. Hal ini mendorong iman, doa dan semangat. Itulah sesuatu
yang kita banggakan dan memberikan inspirasi,” ucap Uskup Angaelos, Uskup Utama
Gereja Ortodoks Koptik di Inggris.