Stutzman, pemilik Arlene’s Flowers di Richland, Washington, digugat pada 2013 oleh Rob Ingersoll dan Curt Freed, yang didukung oleh American Civil Liberties Union (ACLU), setelah dia mengatakan kepada mereka bahwa dia tidak akan melayani untuk upacara pernikahan mereka.
Pada 2015, Mahkamah Agung Benton County memutuskan bahwa Stutzman melanggar perlindungan non-diskriminasi negara atas dasar orientasi seksual. Dia didenda $ 1.001 dan bertanggung jawab untuk membayar ribuan dollar amerika serikat sebagai pengganti biaya hukum yang dikeluarkan oleh pasangan gay Ingersol dan Freed.
Menimbang bahwa Stutzman sebenarnya melayani Ingersol selama sekitar satu dekade dan hanya berkeberatan untuk membuat karangan bunga bagi pernikahan homoseksualnya, Stutzman, dengan bantuan biro hukum Aliansi Membela Kebebasan (Alliance Defending Freedom), menyatakan banding atas putusan pengadilan tinggi negara.
Terkait vonis yang diterima oleh nenek Kristen dari 23 cucu itu, penasihat ADF Kristen Waggoner menyatakan bahwa pemerintah dan ACLU telah menempatkan Stutzman ke dalam situasi yang begitu sulit.
"Bangsa kita memiliki sejarah panjang melindungi hak untuk berbeda pendapat, tetapi hanya karena Barronelle tidak setuju dengan negara tentang pernikahan, pemerintah dan ACLU telah merisikokan semua miliknya," ujar Waggoner. "Ini termasuk bukan hanya bisnis, tetapi juga tabungan keluarga, dana pensiun, dan rumahnya. Tidak mengherankan karena ini, begitu banyak orang yang meminta Presiden [Donald] Trump untuk menandatangani sebuah perintah eksekutif untuk melindungi kebebasan beragama kita. Karena kebebasan itu jelas berisiko bagi Barronelle dan begitu banyak orang Amerika lainnya," ungkap Waggoner.
Stutzman bukanlah satu-satunya vendor pernikahan Kristen yang dihukum karena menolak untuk bekerja untuk pernikahan sesama jenis/ homoseksual. Di Oregon, beberapa orang Kristen yang memiliki sebuah toko roti didenda $ 135.000 oleh Biro Tenaga Kerja dan Industri pada 2015 karena menolak untuk membuat kue.
Sumber : christianpost.com