Pendeta Gilbert Lumoindong memberikan pandangannya
kepada para hamba Tuhan di DKI Jakarta mengenai siapa sosok yang harus menjadi
pemimpin ibukota. Menurutnya, sosok yang harus menjadi pemimpin di Jakarta adalah sosok yang punya mental penerobos.
Hal itu dikatakannya saat menjadi narasumber dalam acara
Diskusi dan Doa Pilkada DKI Jakarta 2017 Aman dan Damai, yang digagas oleh Forum
Komunikasi Kristiani Jakarta, Senin (6/2/2017), di Graha Bethel, Jakarta Pusat.
“Dalam Mikha 2:13, mental seorang pemimpin haruslah menjadi seorang penerobos.
Saya khawatir saat ini, para imam atau pemimpin di bangsa ini, tidak punya
mental penerobos. Tapi jadi pemain politik. Kita harusnya menjadi seorang
penerobos. Hamba Tuhan harusnya menjadi penerobos. Kalau cari pemimpin, carilah yang penerobos,” katanya.
Gembala Gereja Bethel Indonesia Jemaat Glow ini juga
mengajak seluruh hamba Tuhan bersama jemaat untuk melakukan doa peperangan dan
doa perjuangan sebelum hari pemilihan. Gilbert melihat ada kuasa kegelapan yang
bermain dalam Pilkada ini seperti dukun-dukun atau penasehat spiritual juga kemungkinan adanya kecurangan-kecurangan dalam pengolahan data pemilih.
“Sebagai jemaat Tuhan, kita harus melihat ada faktor x
dibelakang ini semua. Ada intimidasi dan pembusukan juga sebaran ketakutan dan
black campaign. Ada usaha adu domba yang ingin diciptakan, devide et impera.
Disinilah kita sebagai penerobos harus bertanggungjawab terhadap nasib kota
kita, dengan mendoakannya. Orang boleh bilang setuju atau tidak, tetapi kita
tetap harus mendoakannya. The devil is real, the unseen world is real. Tapi semuanya
hanya bisa dibatalkan dalam Nama Yesus!” tegasnya.
Hadir dalam diskusi tersebut, mantan politisi senior Drs. Jakob L. Tobing MPA, dan juga akademisi yang juga aktivis sosial Dr. Merphin Panjaitan, dengan dimoderatori oleh diplomat senior Partogi Samosir. Acara dipadati oleh para hamba-hamba Tuhan di Jakarta yang banyak melakukan interaksi dengan tanya jawab, khususnya mengenai apa yang harus dilakukan umat Kristen dalam proses Pilkada ini.