Setiap orang pasti berkeinginan menikah. Karena menikah dianggap
sebagai sesuatu yang membahagiakan. Tapi bagi yang sudah menikah tahu persis apa
yang sudah mereka lewati dalam sebuah pernikahan. Ada yang bilang ‘pernikahan
ini benar-benar membunuhku’. Ada pula yang bilang ‘pernikahan ini merenggut
kebebasanku’, ‘pernikahan membuatku lelah’ dan sebagainya. Kenapa pada akhirnya
orang-orang yang awalnya memandang pernikahan itu asyik malah mengeluh dengan pernikahannya sendiri? Kenapa pernikahannya tidak menghadirkan kebahagiaan, sukacita dan cinta?
Mereka yang merasa pernikahannya melelahkan dan tidak menyenangkan mungkin perlu memeriksa kembali beberapa faktor penyebabnya.
Pertama: Konflik dengan mertua
Salah satu isu yang bisa merusak pernikahan adalah
mertua. Ada banyak pasangan menikah yang kemudian konflik karena salah satu
pihak merasa tidak mendapat perlakuan yang baik dari mertuanya. Dia merasa dikucilkan
atau selalu saja tidak mendapat kasih sayang dari mertuanya. Dalam hal ini, sang
menantu akan mulai mempertanyakan tentang pernikahannya dan posisi pasangannya di tengah keluarga.
Masalah ini tentu bisa terjadi sampai berlarut-larut dan merenggut kebahagiaan dalam pernikahan.
Kedua : Kebebasan finansial
Persoalan finansial atau keuangan juga bisa jadi penyebab
pernikahan kehilangan kebahagiaan. Kondisi ekonomi yang pas-pasan atau bahkan
kurang, pekerjaan pasangan yang tidak mendukung dan bahkan salah satu pihak tidak
bekerja, bisa jadi dilema yang dihadapi suami istri. Dengan keterbatasan ekonomi
ini, pasangan menikah harus berusaha keras mengekang pengeluaran dan kadang kala juga menimbulkan percekcokan yang menguras tenaga dan pikiran.
Ketiga : Beradu Argumen
Masalah lain yang bisa menrengut kebahagiaan dalam
pernikahan adalah seringnya pasangan saling beradu argumen. Persoalan ini tidak
akan merusak pernikahanmu jika saja salah satu pihak lebih tenang dan memiliki
kemampuan untuk menahan diri. Sayangnya, ada banyak pasangan yang memilih untuk saling menyerang dan merasa benar atas argumennya sendiri.
Keempat: Persoalan Anak
Setelah menikah dan punya anak, pasangan suami istri sudah
mulai merasakan beban berat menjadi orangtua. Bukan hanya memikirkan soal biaya
kebutuhan anak, tetapi juga berpikir keras soal berbagai persoalan anak. Dianugerahi
anak dalam sebuah pernikahan harusnya menjadi bentuk ucapan syukur kepada Tuhan
dan menerima peran baru tersebut dengan sukacita, bukan sebuah beban atau tanggung jawab.
Kelima: Menikah bikin gemuk
Banyak istri yang mulai mengeluh, karena setelah menikah tubuh
mereka tidak lagi langsing atau indah seperti sebelum menikah. Mereka bilang makin
gemuk dan tak punya waktu untuk merawat diri sendiri. Tapi nyatanya, pernikahan
bukanlah penyebab kondisi fisik yang berubah melainkan kebiasaan hidup dan pola
makan. Siapa bilang wanita yang sudah menikah nggak lagi bisa punya postur tubuh yang indah? Jangan salahkan pernikahan, salahkanlah gaya hidupmu!
Keenam: Merasa Terkekang
Tak lagi ada waktu untuk teman-teman! Benarkah kamu butuh
teman yang selalu ada bersamamu setiap hari dan sepanjang waktumu? Tentu saja tidak!
Pernikahan bukanlah pengekang bagi pasangan menikah untuk bertemu sahabat atau
teman lama mereka, tapi hal itu mungkin kalau saja kamu bisa mengatur waktu dengan baik.
Ketujuh: Pernikahan Membunuh Cinta dan Kehidupan Seks Jadi Membosankan
Hidup bersama seseorang dalam waktu yang lama bisa membuat
seseorang menjadi bosan. Kadar cinta semakin memudar dan tak lagi ada gairah dalam
kehidupan seksual. Tapi pergi ke salon, belanja-belanja, jalan-jalan tak pernah
membuatmu bosan. Kenapa? Pasangan yang tidak merawat dan menjaga cinta hanya
akan membuat kehidupan pernikahan menjadi membosankan dan hambar. Karena itulah
diperlukan usaha untuk terus merawat cinta agar tetap sama atau bahkan jauh
lebih besar dari sebelum menikah.
Untuk mencapai kebahagiaan dalam pernikahan, baik suami
maupun istri harusnya saling bekerja sama dalam menghadapi persoalan yang
muncul. Karena menikah berarti menjadi satu tim untuk membangun rumah tangga yang
bahagia dan menyenangkan hati Tuhan. Jangan terlalu menuntut, tetapi berilah terlebih
dahulu apa yang kalian bisa berikan kepada pasangan. Yakinlah, hal ini akan membawa
kebahagiaan di tengah keluarga kalian.