Presiden Abdul Fattah al-Sisi menyampaikan kabar baik kepada
seluruh umat Kristen bahwa dirinya sudah mengalokasikan dana senilai 100 ribu pound
Mesir untuk proyek pembangunan gereja dan masjid. Dari dana ini, al-Sisi akan membangun
gereja terbesar di seluruh Mesir. Dia menyampaikannya saat hadir di perayaan Natal di Katedral Ortodoks Koptik Kairo yang digelar oleh Patriark Tawadros II.
Presiden al-Sisi juga menegaskan dirinya akan berkomitmen
untuk membangun kembali gereja-gereja yang rusak atau hancur akibat kerusuhan saat Presiden Islamis Mohammed Morsi dilengserkan pada tahun 2013.
Komitmen al-Sisi dalam membangun kerukunan beragama memang
cukup serius. Dibuktikan dengan kinerjanya dalam pembangunan kembali kapel Boutrossiya Cario yang rusak parah akibat bom bunuh diri yang terjadi pada bulan Desember silam.
Al-Sisi juga menyampaikan keprihatinannya terhadap serangan
brutal yang belakangan ini menimpa gereja-gereja di Mesir. Bahkan saat bom
bunuh diri yang terjadi Desember lalu pun, dirinya memerintahkan untuk memberikan pemakaman kenegaraan bagi sebanyak 27 korban tewas.
Tahun 2015 lalu, al-Sisi juga memuji Kristen Mesir atas ‘kebijakan
dan samangat patriotisme’ yang mereka tunjukkan. Dia juga memuji rasa persatuan
yang tetap terpelihara di tengah-tengah hasutan orang-orang untuk memecah belah umat beragama Mesir.
Konflik dan perpecahan di tengah umat beragama Mesir terjadi
sejak tahun 2011 silam. Tindakan eksekusi kelompok teroris ISIS terhadap 21 pekerja
Migran Kristen Mesir pada bulan Februari 2015, menjadi sejarah terburuk Mesir.
Seperti diketahui, Mesir adalah negara mayoritas Muslim,
dimana sekitar 9 juta penduduknya Kristen, yang sebagian besar adalah Ortodoks Koptik.