Inge Handoko : Tuhan Mampukan Aku Ampuni Pembunuh Putriku
Sumber: Jawaban.com

Family / 12 January 2017

Kalangan Sendiri

Inge Handoko : Tuhan Mampukan Aku Ampuni Pembunuh Putriku

Lori Official Writer
9591

Kehilangan anak secara tiba-tiba karena tindakan pembunuhan tentu saja jadi sebuah peristiwa yang begitu mengguncangkan hidup setiap orangtua. Tuntutan akan hukuman yang setimpal pun dianggap pantas untuk menjerat pelaku, setidaknya hukuman seumur hidup atau hukuman mati.

Keluarga Inge Handoko mengalaminya. Happy Handoko, putri bungsu mereka dibunuh dengan cara yang menyedihkan. Berita kematian Happy adalah pukulan besar bagi keluarga ini. Peristiwa ini terjadi ketika Inge Handoko sedang berada di luar negeri. Sebuah panggilan dari adik iparnya memaksanya untuk pulang. Tak ada penjelasan yang terlalu mengkhawatirkan, dia hanya diminta untuk pulang karena Happy sedang sakit.

Dengan perasaan curiga dan gelisah, Inge mulai bertanya ke Tuhan. Dia takut kalau-kalau ada hal tak terduga yang terjadi dalam keluarganya. Dia pun berdoa, meminta Tuhan menunjukkan apa gerangan yang terjadi. “Malam itu aku berlutut berdoa. Aku nangis. Aku mohon petunjuk pada Tuhan, apa yang terjadi sama anakku. Di situ di dalam doa, Tuhan berikan pengelihatan ke aku peti jenazah Happy dan foto anakku di depan. Malam itu aku menangis histeris. Kog melihat ini ya, yang nggak aku bayangkan,” tutur Inge mengenang malam saat putri terkasihnya meninggal dunia.

Sepanjang malam Inge terus berdoa minta supaya Tuhan kembali mengkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi. Lagi-lagi, Tuhan kasih pengelihatan yang sama. Nggak ada yang bisa dilakukan selain meminta Tuhan berikan kekuatan untuk menghadapinya.

Setibanya di tanah air, Inge benar-benar melihat hal yang persis sama dengan penglihatan di dalam doanya. Ketika seluruh keluarga menangisi kepergian putrinya Happy. Inge malah tampak tenang dan sama sekali nggak meneteskan air mata. Tuhan benar-benar bisa menguatkan dia.

“Aku nggak nyangka mama bisa begitu tabah. Nggak nangis. Nggak histeris. Seakan kuat menerima kenyataan seperti ini,” ucap Widi, anak sulung Inge.

Kematian Happy membuat seluruh keluarga depresi. Hampir setiap malamnya, Inge harus terus dirasuki mimpi soal Happy. Dia begitu menderita. Lalu dia pun mencoba untuk berlutut dihdapan Tuhan. “Aku bilang ‘Tuhan tolong keluarga kami melewati masa-masa krisis ini’,” ucap Inge.

Dari hasil otopsi yang dikeluarkan pihak kepolisian, Happy terbukti meninggal dunia karena tindakan kekerasan seksual. Pelaku mengaku tak berniat membunuh korban, karena niat awalnya adalah untuk memperkosa korban. Secara hukum, tindakan pelaku dinilai begitu kejam dan keji. Karenanya, baik Inge dan suami benar-benar menuntut supaya tersangka dihukum seberat-beratnya.

“Saat itu diputuskan anak ini akan dihukum 13 tahun. Trus aku katakan ke adikku jangan lepaskan pokoknya. Kami harus bisa tuntut semaksimal mungkin,” kata Inge.

Kobaran kebencian dan dendam masih terus tumbuh di dalam hati mereka. Satu hal yang pasti, pelaku harus mendapatkan ganjaran hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Tapi, entah bagaimana Tuhan mengingatkan keluarga ini untuk memilih mengampuni saja.

Lewat putra sulungnya, Inge ditegur Tuhan supaya mau mengampuni pelaku dan tak lagi menuntut hukuman atas dia. Bak gayung bersambut, solusi yang disarankan Tuhan seakan adalah satu-satunya cara bagi keluarga ini untuk terlepas dari depresi yang mereka alami setelah kematian Happy.

“Ayah dari pembunuh anakku itu datang dengan neneknya. Dia bilang, ‘Ini cucu laki satu-satunya. Tolong kasihani dia’. Itu sungguh menimbulkan naluri seorang ibu, belas kasih seorang ibu. Kemudian orangtua dari pembunuh anakku bilang, “Aku nggak sangka kalau bapak menawarkan untuk menolong anakku. Sebetulnya aku melihat dari keluarga bapak menderita, nggak sebanding dengan anakku dihukum. Tapi setelah kami dihadapkan ke pembunuh itu, aku dan suamiku gemetar. Rasanya kami nggak sanggup mengampuni,” terangnya.

“Aku berdoa sama suamiku, “Tuhan mampukan kami mengampuni orang yang membunuh anak kami.” Aku bersyukur kalau aku punya Tuhan yang hidup dan Tuhan yang baik. Suami ku bilang, ‘Om dan tante mengampunimu.’” Demikian Inge dan suaminya mengampuni pelaku pembunuh putri mereka.

Keluarga Inge resmi mencabut tuntutan terhadap pelaku. Mereka membuat permohonan supaya pelaku dibebaskan sepenuhnya. Tindakan pengampunan ini pada akhirnya membawa terobosan atas keluarga mereka. Beban kesedihan, dendam dan kebencian yang selama itu mereka pikul pada akhirnya terlepas.

Meskipun secara naluri, tindakan pelaku sudah sepatutnya mendapatkan ganjaran yang setimpal. Tapi hal itu mungkin tetap tak akan membuat hidup keluarga Inge Handoko bahagia. Karena itu, satu-satunya jalan keluar yang Tuhan sediakan adalah melalui sikap untuk mau mengampuni, yang tentu saja sangat berat untuk dilakukan. Hanya orang-orang yang rendah hati dan mengasihi Tuhan lah yang mampu melakukannya. 

Sumber : Inge Handoko
Halaman :
1

Ikuti Kami