Renungan Tahun Baru : Kesempatan untuk Memulai Hal Baru
Sumber: WorshipHouseMedia.com

Kata Alkitab / 2 January 2017

Kalangan Sendiri

Renungan Tahun Baru : Kesempatan untuk Memulai Hal Baru

Lori Official Writer
6759

Natal sudah berlalu, dan pikiran kita sudah dialihkan ke momen Tahun Baru. Sebenarnya Januari bisa jadi adalah bulan yang paling menyedihkan sepanjang tahun. Tagihan dari kartu kredit akan melonjak karena habis dipakai untuk perayaan Natal dan liburan musim dingin. Itu artinya kita akan kehilangan momen untuk melakukan kegiatan yang kita sukai di luar sana selama beberapa bulan ke depan.

Musim dingin tidak harus selalu suram, seperti masa suram dalam hidup kita. Bahkan, rasul Paulus dalam surat terakhirnya menuliskan beberapa nasihat kepada teman dekatnya, Timotius. Pesannya adalah agar Timotius tetap kuat dan teguh dalam memberitakan injil.

Paulus kala itu sedang berada di penjara di Roma dan dia tahu bahwa waktunya sudah hampir habis. Dia menyampaikan pesan terakhir hidupnya kepada rekan seimannya. Jika kamu ada diposisinya, apa kata-kata terakhir yang hendak kamu sampaikan kepada seseorang yang paling dekat denganmu? Hampir semua dari kita pasti akan menyampaikan tentang sesuatu yang paling penting dalam hidup kita bukan?

Tidak berbeda dengan Paulus. Kata-kata terakhirnya kepada Timotius ditemukan dalam 2 Timotius 4: 9-21. Paulus tahu bahwa dia tidak akan mungkin bertahan di musim dingin sendirian, karena itu dia mendesak Timotius untuk segera datang. Dia meminta tiga hal : membawa jubah yang ditinggalkannya di Troas, perkamennya serta membawa serta Markus (sang penulis salah satu dari empat injil).

Menariknya, permintaan untuk bertemu Markus sepertinya adalah permintaan yang paling penting bagi Paulus. Mungkin saat itu Markus pulang karena rindu rumah setelah melakukan perjalanan bersama Paulus dan Barnabas ke Turki. Tapi, Alkitab mencatat bahwa Markus ‘berpisah dari mereka dan kembali ke Yerusalem’.

Hati Paulus benar-benar berkobar-kobar untuk menyebarkan pesan Injil dan tentunya tak bisa memahami alasan Markus meninggalkan panggilannya untuk melayani Tuhan.  Bukan hanya tidak dipahami, hal itu justru meningkatkan ketegangan hubungan antara Paulus dengan Barnabas, paman Markus dan seorang pendamping Paulus sat perjalanan misi pertama mereka. Barnabas benar-benar meninggalkan Paulus saat perjalanan misi kedua mereka.

Alkitab mengajarkan kita bahwa “Segala sesuatu terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Itulah gambaran yang terjadi antara Paulus dan Barnabas. Tuhan justru menggunakan perdebatan kedua hamba-Nya ini untuk tujuan melipatgandakan pelayanan mereka. Barnabas membawa Markus menuju Siprus, sementara Paulus ditemani oleh Silas ke Siria dan Kilikia (Kisah Para Rasul 15: 39-40).

Kita tidak tahu apakah maksud panggilan Paulus kepada Markus adalah untuk meminta pengampunan atas kebaikan Markus. Tapi itulah salah satu yang terpenting yang mungkin ingin dia lakukan sebelum meninggalkan dunia ini. Terlepas dari penyebab keretakan hubungannya dengan Markus, dia tahu bahwa dirinya akan segera diadili. Karena itulah dia mendesak Timotius untuk membawa serta Markus kepadanya.

Musim dingin mungkin sudah berdampak luas atas sekitar kita. Tentu saja itu bukanlah pertanda akhir dari hidup kita, namun banyak diantara kita yang masih memiliki hubungan yang rusak karena penghakiman yang tak beralasan, perkataan yang melukai, atau tindakan yang tidak baik.

Meskipun rasanya sebagian dari kita terasa enggan untuk mengakuinya, namun kita harus melakukannya. Paulus memanggil Markus, yang pernah berselisih dengan dia saat menjalankan pelayanan, dan hal itu juga bisa kamu lakukan. Aturlah pertemuan dengan seseorang yang sudah kamu lukai, matikan harga diri yang kamu selalu junjung, dan minta maaflah atas semua kesalahanmu. Rekonsiliasi ini bisa jadi membawa berkat bagi kalian di tahun 2017 ini.

Sumber : Devotions.com
Halaman :
1

Ikuti Kami