‘Pacaran Untuk Menikah’ Atau ‘Menikah Untuk Pacaran’?
Sumber: wallpapersgalery.com

Single / 2 December 2016

Kalangan Sendiri

‘Pacaran Untuk Menikah’ Atau ‘Menikah Untuk Pacaran’?

Lori Official Writer
7161

Dampak negatif dari filosofi ‘menikah untuk pacaran’ adalah bahwa kamu akan merasa terkejut setelah menikah. Mungkin kamu baru menyadari kalau dia suka bersendawa setiap kali habis makan atau mungkin dia suka ngupil saat dia sedang menonton. Atau sisi lain yang lebih parah, seperti sama sekali tidak bisa memasak bahkan untuk dirinya sendiri dan selalu berharap ada orang lain yang menyediakan segala kebutuhannya.  

Bila kamu memutuskan menikah dengan seseorang tanpa mengambil waktu untuk mengenal mereka dari sisi lain seperti mengorek informasi dari teman-teman atau keluarganya, kemungkinan akan sulit bagi kamu untuk menjalani pernikahan tersebut nantinya.

Mereka yang menentang gagasan tentang ‘menikah untuk pacaran’ juga akan memberitahumu bahwa pernikahan menjadi terlalu sulit dan memakan banyak waktu jika tidak disertai dengan pertimbangan yang bijak dan tepat untuk menikahi seseorang yang belum dikenal dengan baik.

Tetapi sebagian lainnya juga berpendapat berbeda, bahwa jika seseorang berjalan dalam Tuhan dan dipimpin oleh Roh, maka bisa dipastikan semua hal akan berjalan baik-baik saja. Hal ini mungkin terdengar ‘gila’, tapi bagi mereka keyakinan ini sama sekali masuk akal.

Fase berpacaran menjadi kesempatan untuk saling bertanya, berbagi soal impian masing-masing dan bahkan berdiskusi tentang rencana masa depan masing-masing. Meskipun pandangan ini tidak berlaku secara mutlak, namun akan menjadi lebih baik bila kamu terlebih dahulu mengenal calon pasanganmu lewat menjalani hubungan berpacaran selama beberapa waktu sebelum menikahinya. Bahkan ketika dua orang yang sudah terasa cocok sekalipun, tetap perlu melakukan proses penjajakan untuk lebih mengenal satu sama lain.

Meski begitu, berpacaran sebelum menikah tidak harus selalu terjadi dalam setiap hubungan. Karena sebagian pasangan menikah bahkan merasa tak membutuhkan fase ini dan setelah menikah rumah tangga mereka tetap baik-baik saja. Kita diciptakan dengan kondisi dan kebutuhan yang berbeda-beda, dan sebagai orang Kristen, percayakanlah Tuhan untuk mengambil kendali dan bekerja sesuai dengan cara-Nya yang unik dalam kehidupan percintaanmu.

Sumber : Christianconnection.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami