Yuk Gunakan Kesempatan Dari Tuhan Sebaik Mungkin
Sumber: BBC

Kata Alkitab / 29 November 2016

Kalangan Sendiri

Yuk Gunakan Kesempatan Dari Tuhan Sebaik Mungkin

Inri Sianturi Contributor
5440

Papaku termasuk orang yang tidak mau merepotkan anak. Entahlah apa karena ingin terlihat kuat atau memang terlalu mandiri, dulu saat sehat untuk makanpun jarang meminta disiapkan dan lebih memilih ambil sendiri. Bukannya sebagai anak saya tidak hormat orang tua, tapi yah begitulah papa. Sebisa mungkin yang masih bisa dia lakukan sendiri pasti dia lakukan dan sikap itu jadi salah satu yang saya contoh juga darinya. Memang kita makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tapi selama kita masih bisa lakukan sendiri, untuk apa harus merepotkan orang lain.                             

Januari 2015 awal ketika papa diserang stroke, aku selalu menangis, dan bertanya-tanya pada Tuhan, kenapa harus papa. Masih sangat jelas bisa kuingat kondisi papa yang bagiku layaknya hero yang kuat seperti di film-film berubah menjadi tak berdaya karena diserang sakit yang tak diduga. Ya, dia terkena stroke. Sebelah kanan tubuhnya tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Hari itulah hatiku begitu hancur, bayang-bayang mimpiku bersama papa terasa seperti direnggut seketika. Aku tahu sakit ini tidak seperti sakit batuk yang dalam waktu seminggu bisa segera sembuh. Aku sering mendengar orang bilang, ada hikmah dibalik peristiwa, tapi aku lebih meyakini sesuatu terjadi untuk sebuah alasan. Tidak ada yang kebetulan, karena sejak dalam kandunganpun Tuhan sudah mengatur semuanya.

Tak ada satupun anak di dunia ini yang senang ketika orang tuanya sakit. Tapi ada ungkapan, lebih baik menyalakan lilin daripada memaki kegelapan dan aku belajar arti dari ungkapan itu. Aku coba bersyukur dengan apa yang terjadi, dan tidak mengeluh dan menyesali yang sudah lewat. Dulu sebelum papa sakit, aku sering bertanya, kapan papa akan pensiun dari pekerjaannya. Kasihan melihatnya setiap hari full tak berhenti bekerja. Dalam sakit stroke yang membuatnya tak berdaya, sepertinya Tuhan memberi kesempatan padaku sebagai anak untuk lebih banyak waktu mengabdi pada orang tua. Hal-hal kecil yang dulunya aku pikir tidak mungkin aku lakukan untuk papa karena dia terlalu mandiri, ternyata aku punya kesempatan itu. Menyuapi saat dia makan, menggunting kuku, mencukur kumis, hingga hal lainnya yang semuanya aku syukuri karena aku bisa melakukannya untuk papa. Aku teringat akan doaku dulu saat papa masih sehat dan sibuknya luar biasa. Kapan papa akan pensiun, mengingat dia bukan PNS yang waktu pensiunnya sudah jelas. Mungkin sakit papa ini adalah jawaban doaku. Saatnya dia pensiun dan merasakan pengabdian anaknya di masa tuanya.

Dulu sebelum papa sakit, aku sering mengajaknya untuk bepergian untuk sekedar refreshing, tapi papa termasuk orang yang susah sekali diajak rekreasi. Dia lebih berpikir untuk kerja, kerja dan kerja, yah walaupun aku tahu itu dia jalani demi aku. Pesanku untuk para orang tua dan anak-anak. Sesibuk apapun kalian, berusahalah luangkan waktu untuk orangtuamu atau anakmu, karena ketika sudah dalam kondisi sakit, bukannya tidak bisa jalan-jalan bersama, tapi aku yakin sekecil apapun itu akan ada penyesalan dalam hatimu, "Coba dulu jalan-jalan ketika kondisi sehat pasti akan lebih menyenangkan."

Sudah hampir 2 tahun papa sakit. Kalau bukan karena Tuhan, mungkin aku tidak bisa menulis artikel ini, mungkin aku sudah gila bahkan mungkin mati bunuh diri. Dalam keadaan sepertinya aku sendiri, tak kuat lagi, kasih Tuhan dan penyertaannya yang sejak dahulu selalu aku renungkan dan itu menjadi kekuatan dalam hidupku.

Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.

Halaman :
1

Ikuti Kami