Penulis dan
pendeta John Piper menegaskan tentang alasan orang Kristen bisa menikah beda
suku atau ras, asalkan mereka hidup bersama dalam Tuhan. Dia memandang bahwa beberapa
larangan pernikahan berbeda suku yang disebutkan dalam Alkitab sebenarnya
berlaku bagi pasangan yang tidak sepadan dalam iman. Seperti dalam Ulangan 7 :
3-4, Piper berpendapat bahwa ayat ini berisi larangan pernikahan berbeda ras/suku
diantara orang yang percaya dan yang tidak percaya, bukan untuk larangan menikah dengan suku/ras tertentu.
Piper menilai
pernikahan antar suku/ras bukanlah suatu masalah karena pada awalnya, manusia berasal
dari nenek moyang yang sama. Di masa Yesus, hal ini juga ditegaskan sekali lagi
bahwa larangan pernikahan tersebut berlaku antar pasangan yang percaya dan yang tidak percaya, bukan antar suku/ras tertentu.
Piper juga
menjelaskan bagaimana Allah malah menulahi orang-orang yang mengkritik pernikahan
berbeda suku/ras. Seperti kisah Musa yang menikahi seorang perempuan Kush (Ethiopia)
yang ditulis dalam Bilangan 12 : 10, “Dan ketika awan telah naik dari atas
kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun
berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!” Di sana bisa
kita lihat bagaimana Allah justru menulahi Miriam karena kritikannya atas pernikahan Musa dengan perempuan Kush itu.
“Setidaknya
kita tahu dari cerita ini bahwa Allah tidak senang dengan kritik Miriam atas pernikahan
Musa dengan perempuan kulit hitam itu. Saya pikir baik tidak hanya menginjinkan
pernikahan berbeda ras/suku, tetapi juga merayakan pernikahan suci, antara laki-laki dan perempuan yang menikah di dalam Tuhan,” ungkap Piper.
Piper
meyakini pernikahan beda suku/ras ini bukanlah semacam penyebab mala petaka dalam pernikahan pasangan itu sendiri. Tetapi justru menjadi bukti dari keragaman dan
kuasa Kristus didalamnya.
Cara
pandang yang salah menyikapi pernikahan berbeda suku/ras justru hanya akan
menimbulkan perselisihan atau jurang pemisah yang dalam antar sesama anak
Tuhan. Inilah awal pemicu dari timbulnya kebencian sesama suku/ras. Jadi penting bagi kita untuk mengubah paradigma dan mulai mengadopsi aturan baru yang diperkenalkan oleh Yesus sendiri.