Terlibat Genosida 1994, Gereja Katolik Rwanda Mengaku dan Minta Maaf
Sumber: Inyarwanda.com

Internasional / 22 November 2016

Kalangan Sendiri

Terlibat Genosida 1994, Gereja Katolik Rwanda Mengaku dan Minta Maaf

Lori Official Writer
4959

Secara mengejutkan, Gereja Katolik Rwanda meminta maaf kepada publik soal keterlibatan gereja saat peristiwa genosida tahun 1994. Pengumuman ini secara serentak disampaikan di seluruh paroki di Rwanda, Afrika Tengah pada Minggu, 20 November 2016 lalu.

Dengan penuh penyesalan, Gereja Katolik meminta maaf atas keterlibatan anggota gereja dalam aksi pembantaian massal terhadap etnis tertentu di negara itu puluhan tahun silam. Mereka mengakui adanya campur tangan anggota gereja dalam melakukan eksekusi tersebut.

“Kami mohon maaf untuk seluruh keputusan dan tindakan salah yang telah diambil pihak gereja saat itu. Kami mohon maaf atas nama umat Kristen untuk segala bentuk kesalahan di masa lampau. Kami pun menyesali adanya anggota gereja yang terlibat dalam aksi itu,” demikian isi pernyataan tertulis Konferensi Wali Gereja.

Seperti diketahui, genosida atau pembantaian massal di Rwanda ditunggangi oleh kelompok ekstrimis Hutu. Hal ini dipicu tewasnya dua presiden Rwanda Juvenal Habyarimana dan Presiden Burundi Cyprian Ntayamira yang merupakan suku Hutu. Mereka membantai habis 800 ribu etnis Tutsi dan Hutu Moderat. Banyak korban tewas di tangan para imam, pendeta dan biarawati. Korban pembantaian yang selamat dan pemerintah Rwanda bahkan mengakui bahwa banyak korban tewas justru saat mereka meminta perlindungan di dalam gereja.

Gereja mengaku salah karena telah menebar kebencian dan tidak menjadi pemersatu bangsa kala itu. “Ampunilah kami atas kejahatan berlandas kebencian yang telah kami lakukan kepada saudara kami hanya karena mereka berbeda suku. Kami tidak menunjukkan bahwa kita semua adalah keluarga besar, namun malah melakukan perbuatan saling bunuh,” demikian isi pernyataan pihak gereja.

Pengakuan dosa Gereja Katolik ini dilakukan bertepatan dengan berakhirnya Minggu Tahun Kudus Pengampunan yang telah ditetapkan Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus sebagai jalan untuk menciptakan pemulihan dan pengampunan yang lebih besar bagi gereja-gereja dan dunia.

Seorang pengamat genosida, Tom Ndahiro mengatakan bahwa ia berharap pengakuan gereja itu bisa mendorong persatuan bagi warga Rwanda. “Saya sangat senang, menyaksikan apa yang mereka sampaikan dalam pernyataan itu. Gereja meminta maaf, karena tak mampu meredam aksi genosida,” ungkap Ndahiro.

Mengakui kesalahan adalah jalan menuju rekonsiliasi. Langkah yang diambil Gereja Katolik ini patut dihargai dan bisa menjadi contoh yang baik bagi gereja, lembaga Kristen ataupun pemerintah.

Sumber : Tempo.co/Kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami