Takut Bukanlah Sebuah Pilihan
Kalangan Sendiri

Takut Bukanlah Sebuah Pilihan

Budhi Marpaung Official Writer
      4783
Amsal 3:24

Engkau akan pergi tidur tanpa merasa takut, dan engkau tidur nyenyak sepanjang malam. (BIS)

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu141[/kitab]; [kitab]yohan18[/kitab]; [kitab]zakha1[/kitab]; [kitab]zakha2[/kitab]; [kitab]zakha3[/kitab]

Suatu kali, Byron Bohnhert yang sedang mengemudikan mobil di jalan raya melewati kendaraan 18 roda. Truk itu menjadi perhatiannya karena di bagian belakang terdapat kata-kata yang tidak biasa yakni "Takut Bukanlah Sebuah Pilihan". Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di pikirannya. Ia pun memikirkan secara serius. Sebab, jika rasa takut bukan merupakan pilihan, lalu apa pilihan yang kita miliki?

Pada dasarnya, kita manusia memiliki opsi apakah membiarkan rasa takut untuk mengontrol kehendak dan emosi, atau sebaliknya, membiarkan damai sejahtera Allah memerintah hati dan pikiran kita. Kolose 3:15 mengungkapkan,

“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.”

Di sepanjang Alkitab Tuhan mengatakan kepada umat-Nya terus menerus "Jangan takut atau berkecil hati." Dengan Kristus di pihak kita maka tidak ada alasan untuk takut dengan apa pun yang ada di dunia ini.

Selama kita hidup, tidak mungkin kita tidak menghadapi masalah. Itu sesuatu yang mutlak. Namun, Yesus berkata, "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33)

Masalah sebenarnya dimulai ketika Anda membiarkan pikiran keluar jalur dari dan hati Anda diisi dengan rasa takut. Hal ini sangat mudah karena ketakutan menyelinap ke dalam diri Anda tanpa harus memberikan peringatan terlebih dahulu. Ketika Anda diperhadapkan dengan persoalan besar, Anda bisa dikalahkan dengan rasa takut. Musuh mencuci pikiran Anda lewat membeberkan analisa-analisa kemungkinan.

Apabila Anda berhenti dan mendengarkan semua kebohongan maka itu berarti Anda mulai setuju dengan apa yang disampaikan musuh dan memercayai bahwa Tuhan tidak mempunyai kuasa. Faktanya, tidak ada yang terlalu besar bagi Allah. Sebesar apapun gunung yang ada di hadapan Anda, itu bukanlah sebuah persoalan bagi Tuhan. Semua bisa diatasinya.

Bacalah apa yang terjadi pada pohon ara yang tidak berbuah ketika Yesus mendatanginya satu hari. Matius 21: 18-22 mengatakan,

“Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: "Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

Iman adalah kunci untuk mengatasi ketakutan terhadap kekalahan di daerah manapun. Meskipun Anda mungkin masih menemukan diri Anda diliputi dengan rasa takut, mulailah memperkatakan Firman Tuhan setiap hari. Ini, sebagai imbalannya, akan membangun rasa percaya diri Anda untuk percaya kepadaNya dalam iman. Seperti yang Allah katakan kepada Yeremia:

“Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?” (Yeremia 23:29)

Setiap kita memiliki ketakutan di area masing-masing dan untuk setiap hal itu Alkitab memiliki ayat-ayat tersendiri. Byron Bohnhert mengakui dirinya takut ada orang yang menyelinap masuk ke rumah pada saat ia sedang tidur. Untuk hal itu, ia memegang dan memperkatakan Amsal 3:24, “Engkau akan pergi tidur tanpa merasa takut, dan engkau tidur nyenyak sepanjang malam.” (BIS)

Salah satu cara terbaik untuk menjalani kehidupan adalah menaruhkan hal berikut ini ke dalam pikiran Anda: “Iman adalah meyakini apa yang Tuhan katakan. Takut adalah memercayai apa yang iblis katakan.”

Ingatlah selalu hal ini, ketakutan bukanlah sebuah pilihan! www1.cbn.com / Byron Bohnhert

 

Karena Kita adalah Anak-Anak Tuhan Maka Ketakutan sudah Seharusnyalah Tidak Menguasai Kehidupan Kita.

Ikuti Kami