Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus menyampaikan pesan pribadinya kepada Presiden Amerika
Serikat terpilih Donald Trump agar kaum miskin dan terabaikan tetap menjadi perhatian negara.
Kendati sebelumnya
Paus mengecam keras soal beberapa pernyataan Trump saat masa kampanyenya, saat ini
dirinya memilih untuk tidak berkomentar. Dia mengaku justru begitu mengkhawatirkan kondisi para pengungsi dan imigran di negeri Paman Sam ini.
“Saya tidak mau menghakimi orang-orang dan politisi. Saya hanya ingin memahami penderitaan
yang begitu rentan dialami orang-orang miskin dan terkucilkan,” ucap Paus saat wawancara eksklusif dengan media Italia.
Paus mengungkapkan,
ada banyak orang miskin yang hidup di negara-negara kaya yang ketakutan dengan imigran
luar yang juga hidup di bawah garis kemiskinan. “Ini adalah lingkaran setan dan harus dihentikan. Kita harus memecahkan tembok-tembok pemisah itu,” tegasnya.
Paus menghimbau
agar pemerintah mengambil kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperluasnya.
Untuk mencapai hal ini, diperlukan usaha untuk memecah tembok pemisah dan membangun jembatan yang memungkinkan setiap orang mendapat hak dan kebebasan yang sama.
Pada bulan Februari
lalu, Paus sempat mengkritik kampanye Trump terkait rencananya untuk membangun tembok
pembatas di sepanjang perbatasan AS dan Meksiko. Paus menilai sikap Trump tersebut sama sekali bukan sikap seorang Kristen.
“Seseorang yang
hanya berpikir tentang membangun tembok, dimanapun mereka berada, dan tidak
fokus pada membangun jembatan bukan orang Kristen. Ini bukan (hal yang tertulis
dalam) Injil,” ucap Paus.
Mendengar pernyataan
Paus, Trump kembali membalas dengan mengatakan, “Tak seorangpun pemimpin,
khususnya pemimpin agama, yang harus mempertanyakan keyakinan atau agama orang
lain. Paus hanya mendengar satu sisi dari cerita, dia tidak melihat kejahatan, perdagangan
narkoba dan dampak ekonomi negatif akibat dari kebijakan Amerika Serikat saat
ini,” tandas Trump.