Anda baru
saja menghabiskan seporis besar makanan berat. Tapi tetap saja masih merasa
belum kenyang, lalu Anda ingin sekali menikmati sesuatu yang bisa menenangkan
lidah. Pilihannya tentu saja bukan daging atau sayuran, melainkan sesuatu yang manis.
Beberapa ahli
gizi mengklaim bahwa setiap orang sudah dilatih sejak kecil untuk menikmati dessert
(pencuci mulut, red) yang bersifat manis setelah makan. Dan bagi banyak keluarga, hal ini sudah menjadi tradisi wajib.
Mengapa dessert
yang disajikan biasanya sesuatu yang manis? Menurut National Institutes of
Health, sebagian orang yang baru menyantap makanan berat dapat menyebabkan kondisi
yang disebut postprandial (setelah makan) atau hipoglikemia reaktif, yang
ditandai dengan kondisi gula darah rendah sehingga menyebabkan rasa lapar,
lemas, berkeringat, gemetaran, ngantuk, pusing, cemas dan kebingungan. Cara terbaik
untuk menangkal gejala hipoglikemia reaktif ini adalah dengan mengkonsumsi makanan manis.
Kondisi ini
bisa terjadi sekitar 1-4 jam setelah menyantap makanan yang kaya karbohidrat.
Hipoglikemia reaktif sering terjadi kepada orang yang pernah menjalani operasi lambung.
Hal ini bisa menyebabkan kondisi dimana makanan tidak dicerna dengan baik di dalam lambung.
Menyantap makanan
manis sebagai penutup memang sudah seperti candu. Namun ternyata hal itu
terjadi bukan tanpa alasan loh! Yang
mendorong seseorang ingin sekali menyantap makanan manis setelah makan adalah adanya
dorongan primal dari otak. Ahli gizi Steven Witherly mengatakan nafsu makan akan
berkurang ketika kita memakan jenis makanan yang sama dalam jumlah yang besar. Tetapi
saat dihidangkan makanan penutup yang manis, otak akan kembali bereaksi merangsang nafsu makan.
“Seperti
saat kita makan makanan yang gurih, rasa lapar akan dengan mudah hilang dan kita
merasa kenyang, kenikmatan santapan pertama telah berakhir (rasa gurih dan
panas). Tapi saat kita kembali ingin memanjakan lidah dengan makanan lain (yang
manis dan dingin), nafsu makan kita akan kembali, sekali lagi kita merasakan kenikmatan
makanan,” tulis Witherly dalam bukunya ‘Why
Humans Like Junk Food’.
Penjelasan
ini terdengar masuk akal. Makanan penutup yang bersifat manis kerap disajikan setelah
makan karena ternyata bermanfaat bagi tubuh. Meski begitu penting pula bagi Anda
tetap mencatat agar makan sesuai dengan porsi dan kapasitas perut ya. Karena terlalu
banyak mengkonsumsi makanan manis juga bisa berakibat buruk bagi tubuh.