Chairul kecil kemudian kabur dari rumahnya dan ia bertemu dengan orang-orang dewasa yang nakal (bandel). Ia bahkan mendatangi tempat prostitusi dan berada di sana. Pada usia sekolah 5 SD, ia pun sudah berhubungan badan dengan wanita tuna susila. Baginya, pelukan wanita-wanita tersebut adalah pelukan kasih sayang yang selama ini ia tidak dapatkan khususnya dari orang tua kandungnya.
Pedih hati membuat ia berulang kali merencanakan bunuh diri, tetapi itu tidak pernah berhasil. Mulai dari gantung diri sampai menabrakan motor, tetapi nyawanya tetap tertolong.
Baca Juga: Orang Tua Ingkar Janji, Kehidupanku Jadi Runyam! - Yudha
Bertahun-tahun kemudian, ketika beranjak besar, perangainya semakin buas. Ia bahkan tega menghajar ayah angkatnya yang mencoba menasihatinya. Tidak lama dari peristiwa itu, ayah angkatnya meninggal dunia.
Waktu berlalu, ia bertemu dengan seorang gadis. Berawal dari menanyakan alamat, hubungan keduanya berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Namun, itu hanya berlangsung selama tiga tahun dikarenakan sang istri selingkuh dan ia kemudian juga melakukan perselingkuhan.
Chairul lalu pergi ke Jakarta dan menjadi tukang parkir di sana. Tanpa ia duga-duga pada saat bekerja di sana, ia bertemu dengan teman perempuan dimana ia dulu sering berada di areal balap jalanan. Pertemuan itu membawanya ke dunia malam. Akhirnya ia kembali kepada kehidupan yang lama lagi. Minuman keras, wanita tuna susila, hingga narkotika kembali dicicipinya.
Namun, Chairul bukan saja menjadi pengonsumsi narkoba, tetapi ia juga menjadi penjual ke yang lain. Dari dagangan tersebut, ia mendapatkan uang yang berlimpah.
Seperti halnya tupai yang pandai melompat, tetapi ternyata aksinya tercium juga oleh pihak kepolisian. Pada satu operasi, ia berhasil ditangkap tanpa perlawanan setelah memberikan narkotika kepada anggotanya. Atas kejahatan yang ia lakukan, ia harus mendekam di penjara selama beberapa waktu.
Selesai hukuman tahanan penjara, Chairul memutuskan untuk pergi ke Bali. Di Pulau Dewata, hidupnya semakin hancur saja. Ia menikah sampai 12 kali dengan berbagai perempuan dan semuanya itu berujung kepada perceraian. Bisnis narkoba tetap terus dijalani meski kali ini dengan kehatian-hatian ekstra.
Baca Juga: Demi Balaskan Dendam, Aku Belajar Bela Diri - Nixon Mitchel
Dalam satu penggrebekan yang dilakukan pihak berwajib, Chairul sukses melarikan diri. Dalam pelariannya, Chairul berteriak kepada Tuhan. Ia menantang Tuhan apakah Dia benar-benar ada.
Hari berlalu. Ia pergi kembali ke diskotik dan mencoba meneguk narkotika. Anehnya, ia tidak merasakan apa-apa. Sepertinya obat-obatan terlarang itu tidak memiliki pengaruh apa-apa di dalam tubuhnya.
Ketika ia sedang pergi ke satu tempat makan. Ia bertemu dengan seorang perempuan yang sedang makan seorang diri. Dengan kepercayaan diri, ia menggabungkan diri ke meja perempuan tersebut. Dalam perbincangan, Chairul akhirnya mengetahui bahwa perempuan tersebut hendak pergi beribadah ke gereja.
Chairul kemudian memisahkan diri ke meja lain. Namun, tanpa disangka-sangka, ia mendengar satu suara yang asing baginya. Suara tersebut menyuruhnya untuk pergi dengan perempuan tersebut ke gereja. Akhirnya ia pun mendatangi perempuan tersebut dan memintanya untuk mengajaknya ke gereja.
Sesampai di pintu gereja, ia langsung diterima oleh penerima tamu dengan sangat ramah. Ucapan shalom yang diucapkan penerima tamu tersebut begitu berbekas di hatinya.
Ia pun kemudian masuk ke tempat ibadah dan mulai mengikuti rangkaian acara hari itu. Saat lagu “Sentuh Hatiku” dinyanyikan, hatinya tersentuh. Malam itu, setelah ia tidak pernah menangis puluhan tahun lamanya, air matanya menetes. Ia berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku mau kayak begitu Tuhan. Aku mau hati seperti itu. Aku mau Tuhan, Kau ubahkanku.”
Apa yang dicari oleh Chairul bertahun-tahun akhirnya ia temui. Sebuah pelukan dari Tuhan, ia begitu rasakan disaat itu. Ketika firman Tuhan dari 1 Korintus 3:16-17 dibagikan, hatinya semakin tercabik-cabik. Sebuah kalimat pertobatan pun diucapkan kepada Tuhan olehnya, “Tuhan, ampuni aku Tuhan kalau aku bunuh orang, siksa orang, ampuni aku Tuhan, ampuni aku.”
Baca Juga: Grace Christian, Bertahun-tahun Melawan Kodrat dan Hidup Sebagai Lesbian
Terselip satu permohonan kepada Tuhan tentang kehidupannya yang ingin diubahkan oleh Tuhan. “Tuhan, kalau mukjizat-Mu itu ada, tolong ubahkan aku Tuhan. Mulai dari hal sepele Tuhan. Dari yang ngerokok, aku gak mau merokok. Dari aku keluar kata-kata kotor, aku gak mau lagi. Dari pezinah, aku gak mau zinah; Judi, berantem, narkoba, aku sudah gak mau itu semua Tuhan. Kalau memang mujizatMu itu ada, ubahkan aku Tuhan dan selamatkan aku, gak mau seperti ini Tuhan.”
Ketika menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi, ada kehausan dari diri Chairul untuk mengenal Yesus. Akhirnya ia mempelajari Alkitab dan Ia menemukan betapa indahnya ketika dirinya ada di dalam Yesus dan Yesus ada di dalamnya.
Setelah kehidupan dipulihkan oleh Tuhan, Chairul memutuskan untuk membagikan apa yang dia alami di dalam Tuhan kepada yang lainnya. Baginya, hidup yang ia jalani bukanlah kepunyaan dirinya lagi, melainkan Kristus yang telah membelinya secara lunas dengan darah yang mahal.
Apakah kamu butuh dukungan doa? Hubungi SAHABAT 24 kami melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini https://bit.ly/yjInginDidoakan.
Sumber : Chairul Anwar