Kedaulatan Allah Tidak Menghilangkan Tanggung Jawab Manusia

Kata Alkitab / 10 November 2016

Kalangan Sendiri

Kedaulatan Allah Tidak Menghilangkan Tanggung Jawab Manusia

Florida Siregar Contributor
6825

Kisah kelahiran Nabi Musa dan penyelamatannya dari Sungai Nil merupakan kisah yang melegenda dan diceritakan hingga turun temurun. Kisah ini bahkan menjadi cerita “wajib” sekolah minggu hingga sekarang. Setiap mendengarkan kisah ini saya selalu terpukau akan mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan. Namun, pada satu ketika saya mendengar pendalaman Alkitab dari Kitab Keluaran oleh Ev. Inawaty Teddy yang kemudian membuat saya menyadari satu hal dibalik mukjizat ini, yaitu Kedaulatan Allah Tidak Menghilangkan Tanggung Jawab Manusia.

Apabila kita membaca keluaran 2:1–10 terlihat jelas bagaimana kedaulatan Tuhan dalam hidup bayi Musa. Tuhan mengatur sedemikian rupa sehingga bayi Musa sampai ke tangan putri Firaun yang akhirnya menyelamatkan hidupnya. Namun, mari kita amati kembali apa peranan Ibu Musa dan Kakak Musa pada mukjizat ini.  

Musa lahir dari keluarga Lewi Bangsa Israel.  Pada masa itu orang Israel ditindas di Mesir bahkan bayi–bayi laki–laki Bangsa Israel dibunuh agar Bangsa Israel tidak bertambah jumlahnya. Ibu Musa yang pada saat itu melahirkan melihat Musa adalah anak yang “cantik” maka disembunyikannyalah bayi itu selama tiga bulan. Menjaga bayi bukanlah perkara yang mudah. Jika Anda memiliki tetangga yang sedang mengasuh bayi maka Anda pasti mengetahui sulitnya menjaga bayi. Namun ibu Musa menyembunyikan bayi ini selama tiga bulan. Pada masa itu hal ini merupakan sebuah kejahatan yang akan membuatnya dihukum. Ibu Musa bukan hanya sedang mengorbankan diri tetapi juga ia mungkin akan mengorbankan anak–anaknya yang lain demi Musa. Namun, dengan kecerdikannya ia mampu mempertahankan bayi ini selama tiga bulan.  Pada waktunya ia juga mempersiapkan untuk penyelamatan bayinya. Ia membuat kotak khusus yang dapat dialirkan ke air sungai. Tentu ia menggunakan bahan–bahan khusus dan cara–cara khusus untuk membuat kotak terbaik bagi Musa. 

Pada saat Musa dihanyutkan ke sungai kita dapat mencermati peranan dari Miriam, kakak Musa. Ia mengikuti kotak bayi Musa. Kotak ini akhirnya diambil oleh dayang-dayang Putri Firaun. Dengan segera Miriam menghampiri Putri Firaun dan menyampaikan “idenya”. Ide yang sangat brilian bahkan mungkin terlalu jenius untuk anak seumuran ini. Sepertinya ia telah diajari untuk berkata–kata. Bahkan pertemuan dengan putri Firaunpun seperti telah dirancangkan. Apakah Putri Firaun mungkin mandi di sembarang tempat? Nah, kembali jika kita mengamati Miriam langsung pergi untuk memanggil ibunya agar menjadi inang penyusu. Tidak membutuhkan waktu yang lama! Yah, sekali lagi tidak membutuhkan waktu yang lama dimana latar tempatnya tidak berubah, serta tidak mungkin Putri Firaun menunggu di tepi sungai dengan lama. Ibu Musa datang dan akhirnya mukjizat itu nyata. Musa selamat.

Kisah kelahiran dan proses penyelamatan Musa tetaplah mukjizat Tuhan yang besar dan melegenda. Namun, satu hal yang sekarang saya mengerti dalam mukjizat Tuhan ada ruang bagi tanggung jawab manusia yang harus dikerjakan. Tentu Tuhan dapat melakukan mukjizat tanpa campur tangan manusia. Namun, memohon mukjizat Tuhan tidak berarti membuat manusia tidak mengerjakan bagiannya. Kita harus tetap berusaha sungguh–sungguh dalam setiap pekerjaan seperti ibu dan kakak Musa yang mengerjakan tanggung jawabnya sambil terus menunggu kedaulatan Tuhan untuk menyatakan mukjizat-Nya.

Tangerang, 31 Oktober 2016

Florida

Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.
Halaman :
1

Ikuti Kami