Pasca kekuasaan
kelompok teroris ISIS di Irak selama dua tahun terakhir ini, gereja terbesar
Irak Immaculate Conception di Qaraqosh akhirnya membunyikan lonceng untuk pertama kali pada Minggu, 30 Oktober 2016 pekan lalu.
Di ibadah pertamanya,
gereja yang mampu menampung 3000 jemaat ini menggelar misa Minggu. Untuk
menjaga keamanan, gereja dikawal ketat oleh anggota militer dan polisi. Sementara sejumlah wartawan hadir untuk melakukan peliputan.
Seperti tradisi
misa biasanya, rentetan ibadah tersebut memakai bahasa Aram, bahasa asli yang digunakan
di jaman Yesus. Jemaat terpaksa berdiri di tengah ruang gereja yang menyisakan
puing-puing dan kondisi atap yang bolong. Mereka juga terpaksa berdiri
sepanjang ibadah karena gereja tidak memiliki kursi yang utuh pasca konflik yang meluluhlantakkan gereja itu.
Kendati begitu,
ibadah tetap berjalan tenang. Para imam memimpin doa dan puji-pujian, kemudian memberkati
jemaat yang hadir. “Kami sangat senang kembali lagi ke gereja
kami,” ucap Bapa Majid, pemimpi Gereja Immaculate Conception.
Seperti
diketahui, beberapa tahun belakangan ini kelompok teroris ISIS berhasil
menduduki sejumlah kota di Irak dan menghancurkan rumah-rumah ibadah dan situs
keagamaan di Suriah dan Irak. Mereka juga menargetkan umat Yazidi, Kristen dan Syiah.
Kelompok teroris ini juga memaksa orang-orang Kristen untuk masuk keyakinan mereka
dan diwajibkan membayar pajak. Suasana semakin brutal sejak ISIS melakukan aksi
genosida besar-besaran kepada umat Kristen di kota Qaraqosh. Sejak kependudukan
ISIS diketahui hampir 125 ribu orang Kristen melarikan diri dan keluar dari
Irak.