Mengerjakan Visi Tuhan atau Hanya Ambisi Pribadi?
Sumber: Thebalance.com

Kata Alkitab / 2 November 2016

Kalangan Sendiri

Mengerjakan Visi Tuhan atau Hanya Ambisi Pribadi?

Pdt. Tony Tedjo Contributor
11134

Visi dan ambisi merupakan dua kata yang berbeda, namun memiliki arti hampir sama, yaitu untuk melakukan perbuatan besar yang belum pernah dilakukan sebelumnya baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain. Perbedaannya, visi diberikan oleh Tuhan kepada seseorang untuk melakukan perbuatan besar dengan tujuan untuk kemuliaan nama Tuhan, sedangkan ambisi tujuannya untuk kemuliaan diri sendiri.

Kejadian 11:1-9 mencatat mengenai Nimrod. Nimrod adalah orang yang mula-mula memiliki kerinduan untuk menyatukan umat manusia yang ada di muka bumi, dan mengumpulkannya pada sebuah kota dengan sebuah menara yang tingginya sampai ke langit. Usahanya ini boleh dikata hampir 80% berhasil. Namun, sebelum dia berhasil sepenuhnya, Tuhan menggagalkan usahanya untuk membangun menara yang tingginya hingga mencapai langit. Mengapa Tuhan menggagalkan usaha Nimrod? Karena dia membangun menara yang puncaknya sampai ke langit demi memenuhi ambisi pribadinya dan untuk ”cari nama” (ay. 3-4). Apabila proyeknya ini sampai berhasil, maka seluruh manusia di dunia pada masa itu akan menjadikan Nimrod sebagai “Allah.” Tentu saja sebagian besar umat manusia akan mencondongkan hatinya kepada “Nimrod” yang dianggap sebagai Allah yang terlihat dan nyata pekerjaannya. 

Allah sangat membenci kesombongan, oleh karena itu maka digagalkanlah rencana tersebut. Allah mengacaubalaukan bahasa mereka, sehingga masing-masing orang tidak mengerti bahasa yang diucapkan di antara sesama mereka sendiri. Ambisi Nimrod untuk mendirikan menara yang tingginya sampai ke langit gagal, karena itu bukan kehendak Allah.

Kisah orang kaya yang bodoh dalam Lukas 12:16-21 menceritakan mengenai orang kaya yang bodoh. Orang kaya ini memiliki ambisi untuk mendirikan lumbung-lumbung yang lebih besar untuk menyimpan harta kekayaannya agar dapat menampung lebih banyak lagi. Tujuan orang ini membangun lumbung-lumbung adalah untuk kepentingan dirinya sendiri. Orang ini tidak bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan, apakah rencananya itu sesuai kehendak-Nya atau tidak? Ternyata, pada malam harinya orang kaya ini meninggal dunia. Semua kekayaannya tidak bisa dia bawa dan rencananya hancur.  

Bagaimana dapat mengetahui apa yang kita rencanakan itu merupakan visi Allah atau hanya ambisi diri sendiri? Pertama, apakah sewaktu membuat perencanaan menjabarkan visi kita terlebih dahulu berdoa kepada Tuhan? Apabila belum mendoakannya, apalagi memang sengaja tidak mendoakannya dahulu, maka apa yang semula dianggap sebagai visi dari Tuhan, ternyata hanya ambisi pribadi saja. Kedua, apakah sewaktu menjalanakan visi tersebut hanya mengandalkan kekuatan manusia atau melibatkan Tuhan untuk menjalankan visi yang katanya dari Tuhan? Bila hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tentu saja akan gagal di tengah jalan. Ketiga, menjalankan visi Tuhan tanpa tergesa-gesa dan harus mengetahui secara rinci apa yang harus dikerjakan dan Tuhan pasti akan membuka jalan untuk mencapai visi yang Tuhan berikan kepada kita.

Abraham merupakan contoh orang yang mendapatkan visi Tuhan. Kejadian 12 mencatat bagaimana Allah memanggil Abraham dan memberikan visi Ilahi, yaitu untuk menjadikan Abraham dan keturunannya menjadi bangsa yang besar, memberkati dia serta keturunannya, dan membuat namanya masyhur (Kej. 12:1-2). Abraham taat kepada visi yang diberikan Allah kepadanya. Sehingga Abraham dan keturunannya menjadi bangsa yang besar dan diberkati. Tuhan senantiasa menyertai keturunan Abraham hingga saat ini. Waktu Abraham menjalankan visi Tuhan, dia mengorbankan keluarganya, meninggalkan kenyamanan dengan pergi dari rumahnya.

Apakah saat ini Anda sedang menerima visi Tuhan? Apakah visi tersebut benar berasal dari Tuhan atau hanya untuk ambisi pribadi agar namamu menjadi masyhur dan bukan untuk memasyhurkan nama-Nya? Sebelum ambisi pribadi kita gagal di tengah jalan, sebaiknya tinggalkan dan coba untuk menjalankan visi Tuhan saja.

Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.

Sumber : Tony Tedjo adalah Ketua School Of Writing (SOW), penulis buku, dosen STT KHARISMA Bandung
Halaman :
1

Ikuti Kami