Tokoh Kristen Dukungan Hezbollah ini Jadi Presiden Lebanon
Sumber: photobucket

Internasional / 1 November 2016

Kalangan Sendiri

Tokoh Kristen Dukungan Hezbollah ini Jadi Presiden Lebanon

daniel.tanamal Official Writer
6475

Michel Aoun, salah satu tokoh Kristen terkemuka di Lebanon terpilih menjadi presiden ke-13 negara tetangga Israel tersebut. Aoun yang merupakan mantan Panglima Angkatan Darat terpilih dan dilantik pada Senin (31/10/2016). Pemilihan ini mengakhiri kekosongan politik di Lebanon selama 2,5 tahun sejak Mei 2014.

Pria berusia 81 tahun itu merupakan pemimpin Gerakan Patriotik Bebas (FPM), blok Kristen terbesar di Parlemen Lebanon. Uniknya Aoun adalah seorang sekutu dan mendapat dukungan yang besar dari partai Hezbollah, sebuah partai Muslim Syiah yang didukung oleh Iran. Pasukan partai tersebut saat ini ikut berperang di Suriah bersama pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Aoun sendiri lahir di desa Haret Hreik, Lebanon, pada 1935. Dirinya ditunjuk sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon pada 1984 dan menjadi pejabat termuda yang menduduki posisi tersebut. Aoun pernah diangkat menjadi Perdana Menteri Lebanon Pada 23 September 1988 saat masa kepemimpinan Presiden Amin Gemayel berakhir.

Dirilis Kantor berita Agence France-Presse melaporkan, dalam pidato pelantikannya, Aoun berjanji untuk melindungi negara dari dampak perang saudara di Suriah, yang telah memicu gelombang pengungsian ratusan ribu orang ke Lebanon. "Lebanon masih memiliki ladang ranjau, tetapi telah terhindar dari perang yang dapat membakar seluruh wilayah," kata Aoun setelah mengambil sumpah presiden.

Atas keterpilihannya itu, ratusan ribu pendukung Aoun membanjiri jalanan di seluruh negeri. Mereka melambaikan bendera oranye partainya, Partai Kristen Maronit. Kemungkinan besar, Aoun akan menominasikan Saad Hariri dari golongan Muslim sebagai perdana menteri. Aoun mengatakan, tetap menjadi prioritas untuk mencegah percikan perang Suriah mencapai Lebanon.

Seperti hal yang sudah biasa terjadi di Lebanon, bahwa sistem pemerintahannya yaitu konfesionalisme, memungkinkan seorang Presiden beragama Kristen dan seorang Perdana Menteri beragama Muslim, hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas dan persatuan nasional, menghindari konflik sektarian.


Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami