Banyak pasangan
Kristen yang mengaku menjalani kehidupan pernikahan dengan baik. Tetapi
faktanya, hampir satu dekade dalam praktik konseling pernikahan, ditemukan
sedikit sekali pernikahan yang menghadapi masalah dalam berbagai tingkatan yang
berbeda-beda. Masalah umum pernikahan menyangkut komunikasi dan kehidupan seks.
Masalah menjadi
semakin memburuk karena kedua pasangan tidak mengkomunikasikannya secara vokal,
sehingga benih-benih konflik menjadi sebuah ‘silent killer’ atau pembunuh yang
diam-diam mematikan. Untuk mengidentifikasi penyakit ini, Anda bisa memeriksa pernikahan Anda dengan menjawab pertanyaan ini.
1. Apakah ada
topik-topik pembicaraan yang Anda batasi atau hindari karena kalian sudah terlalu terluka, berusaha melindunginya atau malu dengan hal itu?
2. Apakah kalian
lebih banyak berbagi cerita-cerita memalukan atau perjuangan yang menyakitkan
dan mengharapkan empati mendalam atas hal itu? Atau justru kalian saling mencemooh dan mengutuki satu sama lain?
3. Apakah kalian membicarakan kegagalan di masa lalu ataupun saat ini secara terbuka?
4. Apakah Anda
adalah orang yang memberikan dukungan, kenyamanan atau ucapan selamat kepada
pasangan Anda? Dan apakah pasangan Anda juga melakukan hal yang sama kepada Anda?
5. Ketika Anda
melakukan kesalahan kepada pasangan Anda, apakah Anda meminta maaf dengan sikap
yang penuh kelemahlembutan dan kerendahan hati sebagai pribadi yang berjuang, atau Anda malah bertindak seakan tidak bersalah?
6. Seberapa nyaman Anda dengan hubungan seksual Anda?
7. Apakah Anda berbagi emosi dengan pasangan Anda?
8. Ketika terjadi
konflik, apakah kalian mampu mengatasinya, atau Anda justru memilih menghindar ketika salah satu di antara kalian mulai meledak?
9. Apakah kalian
memiliki waktu bersama untuk saling belajar tentang firman Tuhan? Baik di gereja atau di kehidupan sehari-hari?
10. Apakah kalian memiliki waktu berdoa bersama?
11. Apakah Anda mengakui kesalahan masing-masing, sesering Anda melakukan kesalahan?
12. Apakah Anda
lebih suka tidak mengakui kesalahan yang Anda lakukan kepada pasangan, karena merasa tidak nyaman?
Sebelum mengakhiri
artikel ini, pikirkan terlebih dahulu jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas. Renungkanlah
bahwa tak satupun pernikahan sempurna, atau harus sempurna. Namun, perlu kita
ingat bahwa kita bisa mencegah masalah timbul dalam pernikahan kit ajika kita tidak
terlalu sering merasa malu dan takut untuk terbuka akan perasaan dan perbuatan kita dari pasangan.
Satu-satunya
cara untuk mengalami pemulihan dalam pernikahan adalah memiliki sikap keterbukaan. Jangan bersembunyi di sisi-sisi dimana kita justru merasa tertekan dan marah.
Bantu pasangan Anda untuk pulih
Kita mungkin
sudah bersembunyi seperti kisah Adam dan Hawadi taman Eden. Tetapi Allah bertindak
untuk menutupi rasa malu kita dan membantu kita saling menerima satu sama lain.
Dalam Kejadian 2: 25 dikatakan bahwa Adam dan Hawa telanjang, tetapi keduanya tidak malu.
Anda memiliki
kesempatan untuk memulihkan pernikahan Anda, yaitu menolong pasangan Anda dari kelemahannya
dan mengasihi dia. Jadilah tempat perlindungan dan keselamatan bagi pasangan Anda.
Sebuah Tim
Ingatlah bahwa
suami dan istri adalah sebuah tim dan Tuhan ada bersama-sama dengan tim ini. Dan
ketelanjangan dan rasa malu adalah bagian yang diciptakan Tuhan dalam sebuah
pernikahan. Namun dengan berjalan bersama Tuhan, rasa malu dan ketelanjangan itu
tidak akan berarti lagi. Jadi kenakanlah perkataan kasih kepada pasangan Anda baik
dalam situasi baik ataupun buruk.