Film Terbaru Ini Dinilai akan Membuka Luka Lama Bangsa Israel
Sumber: Istimewa

Entertainment / 18 October 2016

Kalangan Sendiri

Film Terbaru Ini Dinilai akan Membuka Luka Lama Bangsa Israel

daniel.tanamal Official Writer
4476
Sebuah film yang akan dirilis pada pekan ini di Avignon Festival di Perancis berjudul Yitzhak Rabin, Chronicle of an Assassination dinilai akan mendapat perhatian khusus dari seluruh pihak didunia, terutama yang terkait dengan rivalitas dan juga upaya perdamaian antara Israel dan Palestina.

Sang sutradara film, yang sangat populer di Israel, Amos Gitai sangat mengerti bahwa kehadiran film ini akan membuka luka lama sejarah Israel. “Saya tahu saya menyentuh subjek yang sangat sensitif bagi Israel. Hanya beberapa hari lalu di festival di Jerusalem, Menteri Budaya Miri Regev menuding artis-artis Israel menjadi ‘kuda troya’ musuh,” ujarnya pada AFP.

Film pembunuhan Rabin ini sendiri akan diceritakan melalui versi istrinya Leah. Latar belakang pembunuhan itu sendiri adalah kebijaksan Rabin yang saat itu menjabat sebagai Perdana Mentri yang memperjuangkan perdamaian Israel dan Palestina dan juga menyerukan perdamaian di Yordania. Usahanya itu membuatnya mendapat Nobel Perdamaian pada 1994, bersama Shimon Peres pemimpin Palestina Yasser Arafat.

Namun, sudah barang tentu kebijakan ‘sensitif’ ini mengundang reaksi negative dari seorang oposan bernama Yigal Amir. Dalam sebuah konvoi perdamaian di Tel Aviv, Amir menembak mati Rabin. Pemuda berusia 25 tahun yang merupakan ekstrimis sayap kanan itupun ditangkap dan dipenjara seumur hidup.

Bagi keluarga besar Rabin sendiri, pembunuhan ini dianggap sebagai tragedi pribadi dan bencana sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sepanjang sejarah Israel, hanya Rabin satu-satunya Perdana Mentri yang dibunuh.

Bagi sang sutradara Gitai, Rabin adalah idola dan pahlawannya. Dia masih mengakui bahwa Rabin adalah sosok yang mempunyai kekuatan dalam membawa perubahan. Untuk itulah dirinya membuat film ini dengan tujuan sebagai satu referensi kuat untuk keluar dari jalan kekerasan.

“Menonjolkan kebencian telah menjadi jalan untuk terpilih di seluruh dunia sekarang, ketika Anda melihat Donald Trump di Amerika Serikat dan apa yang terjadi di Eropa, Israel, serta Timur Tengah,” tutupnya.



Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami