Belajar Mengarungi Bahtera Rumah Tangga dari Abraham dan Sara

Marriage / 10 October 2016

Kalangan Sendiri

Belajar Mengarungi Bahtera Rumah Tangga dari Abraham dan Sara

Lori Official Writer
5951

Bukan secara kebetulan bila sebagian besar isi Alkitab menuliskan tentang kehidupan orang-orang yang setia mengikut Tuhan serta mengisahkan tentang riwayat pernikahan dan keluarga mereka. Dalam setiap skema besar yang dirancang Allah, Dia tidak hanya melibatkan individu tertentu tetapi juga komunitas yang mereka bangun melalui pernikahan.

Sebuah pepatah berkata ‘Seorang pria yang bisa mengikut Tuhan dalam perang, tetapi tidak mengikuti perintah Tuhan dalam pernikahan hanya akan menjadi kegagalan besar.’ Berapa banyak para pemimpin kita saat ini yang tak segan mengorbankan pernikahannya demi karir, warisan atau kesuksesan di luar rumah?

Pada dasarnya, Allah tidak pernah merancangkan kegagalan dalam sebuah pernikahan.Sebaliknya, Dia ingin memberkati pernikahan kita sehingga pernikahan bisa menjadi alat untuk mencapai tujuan dalam hidup kita.

Pasangan Abraham dan Sara adalah salah satu contoh suami istri yang setia mengikuti Tuhan tidak hanya menaati panggilan tetapi bahkan setia dalam hubungan pernikahan mereka. Dari pernikahan mereka, kita bisa belajar tentang apa itu makna memiliki pernikahan untuk mencapai tujuan Allah.

Berikut tiga pelajaran tentang proses perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga dari pasangan ini.

1. Sama-sama mematuhi panggilan Tuhan

Ketika Tuhan memanggil Abraham, Allah tidak hanya menyebut dirinya secara pribadi, tetapi dia dan seisi rumahnya. Dalam Kejadian 12: 5 dikatakan, “Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.”

Abraham dan Sara bukanlah dua pribadi yang selalu melakukan sesuatu hal yang sama persis. Namun mereka melakukannya secara bersama-sama sebagai satu unit. Dalam artian, Abraham dan Sara selalu melakukan satu hal secara bersama-sama, seperti bersepakat bersama dalam doa dan saling mendukung dalam segala hal.

2. Jangan Pernah Memelihara Keraguan dalam Pernikahan

Meskipun pasangan ini sangat percaya kepada Tuhan, namun mereka juga kadang kala ragu. Ada kalanya mereka ragu ketika sedang menghadapi kesulitan besar. Salah satu contoh keraguan yang mereka pernah lakukan adalah ketika Abraham dan Sara mencoba membantu untuk menggenapi janji Tuhan. Dalam Kejadian 16: 2 dikatakan, “Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.”

Kadang-kadang kita juga menemukan diri kita berusaha membantu Tuhan dalam memenuhi janji-Nya. Tetapi hal itu bukan dengan cara yang alami melainkan karena didorong oleh keraguan kita kepada-Nya. Tindakan Sara yang ragu dengan janji Tuhan membuatnya harus menyerahkan Abraham kepada wanita lain agar mereka mendapatkan keturunan. Sayangnya, tindakan itu pula yang kemudian menimbulkan perpecahan di tengah umat Tuhan. Keraguan berakibat fatal bagi pernikahan, untuk itu jangan pernah ragu dengan apa yang Tuhan ingin kerjakan atas keluarga Anda.

3. Percaya Penuh Bahwa Tuhan Memberkati Pernikahan

Tuhan tidak hanya memberkati Abraham, tetapi juga Sara. Tidak hanya pribadi mereka, tetapi juga memberkati pernikahan mereka sehingga bisa menjadi berkat bagi banyak orang melalui garis keturunan mereka yang akan datang. Jika bukan karena keturunan Abraham, dunia tidak akan pernah menerima janji keselamatan melalui Kristus yang adalah keturunan Abraham. Ketika Tuhan memberkati seorang hamba, Dia akan memberkati keluarganya juga. Ketika kita melayani Dia, kita juga berharap agar berkat dan janji-janji-Nya tidak hanya tercurah atas diri kita secara pribadi tetapi juga bahkan bagi pasangan dan anak-anak kita.

Allah mendesain sebuah pernikahan secara murni dengan tujuan untuk mengerjakan tujuan Allah yang kauh lebih besar daripada hanya bagi dua orang saja. Seperti Abraham dan Sara, yang bisa menjadi instrumen berkat yang tidak hanya bagi keluarga Anda semata tetapi juga bagi masyarakat, kota dan bahkan negara yang kita layani.

Semoga setiap pasangan menyadari hal ini dan mau mempersembahkan pernikahannya bagi Tuhan. Sehingga Tuhan bisa bekerja secara luar biasa bagi pasangan, anak-anak dan juga keluarga besar.

Sumber : Christiantoday.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami