Pertemuan Perdana
Menteri Kanada Justin Trudeau dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing akhirnya
membuahkan hasil. Kesepakatan kedua pemimpin negara ini diyakini sebagai alasan
bebasnya missionaris asal Kanada Kevin Garrett dari hukuman penjara yang sudah dijalani selama dua tahun di China.
Garrett ditahan
karena dituduh menjadi mata-mata setelah sebuah laporan menyatakan ada bukti bahwa
dirinya menerima tugas dari agen spionase Kanada untuk mengumpulkan para
intelijen di China. Dia ditahan bersama istrinya, Julia Garrett pada tahun 2014
di Dandong, sebuah kota yang terletak dekat dengan perbatasan dengan Korea Utara.
Pasangan ini
diketahui sudah menetap di China selama 30 tahun. Sejak 2008, pasangan ini menjalankan
sebuah kedai kopi Kristen. Meskipun sempat ditahan bersama, Julia telah dibebaskan pada Februari 2015 lalu.
Garret tiba
kembali di Bandara Internasional Vancouver pada Kamis (22/9), yang kemudian disambut oleh keluarganya.
Bruce Clemenger,
pemimpin dari Persekutuan Penginjil Kanada menyampaikan ucapan terima kasih secara
khusus kepada presiden Trudeau atas upaya pembebasan ini. “Kami berterima kasih
atas kegigihan Anda dalam mengamankan kebebasan Garrett, dan keteguhan Anda pada prinsip kebebasan beragama Kanada,” kata Clemenger, seperti dilansir Gospelherald.com, Kamis (22/9).
Clemenger juga
menyampaikan bahwa dirinya bangga dengan dedikasi, belas kasih akan kemanusiaan, dan pengorbanan Garrett di negeri orang.
Sementara keluarga
besar Garrett juga mengucapkan terima kasih mereka kepada semua orang atas keprihatinan
dan doa-doa mereka untuk Garrett. Mereka juga meminta agar diberi ruang untuk tetap
menjaga ‘privasi’ selama masa transisi ini.
Kebebasan Garrett
memang dinilai adalah suatu keajaiban karena rumitnya proses hukum di negeri tirai
bambu itu. Lembaga Open Doors bahkan menilai bahwa China bahkan sebagai salah satu
negara yang melakukan tingkat penganiayaan terhadap umat beragama paling tinggi,
khususnya penganiayaan terhadap umat Kristen saat ini.