Seorang pemuda dari
perguruan tinggi menulis kepada penginjil terkenal Billy Graham. Dia mengatakan
dirinya akan segera menikah dan menjadi seorang suami yang baik. Namun dia takut
bilamana dirinya tidak mampu menjadi suami yang baik karena dia berasal dari keluarga broken home atau hancur.
Lalu Graham mulai
meyakinkan sang pria bahwa dengan bantuan Tuhan, dia bisa menjadi suami yang baik
seperti kehendak Tuhan bagi setiap anak laki-laki-Nya. Dia menjelaskan tentang hal
tersebut seperti dalam kutipan Efesus 5: 25 yang berkata, “Hai suami, kasihilah
isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya”.
Berdasarkan pengalamannya,
Graham mulai berbagi tips yang bisa diterapkan setiap suami agar menjadi pasangan
yang baik dan diharapkan sang istri. Pertama, memandang bahwa pernikahan adalah
anugerah dari Tuhan. Dalam artian, sebuah pernikahan boleh terjadi karena Tuhan
telah mempersatukan laki-laki dan wanita menjadi satu dan hidup bersama. Graham
mengingatkan bahwa masa lalu seseorang tidak menentukan bahagia tidaknya sebuah
pernikahan. Sebab Tuhan merancangkan hal yang baik dalam setiap pernikahan. “Ketika
Anda melewati masa sulit bersama pasangan Anda, jangan pernah lupa bahwa Tuhan telah
menyerahkan pernikahan itu kepada Anda, dan Dia ada bersama-sama dengan Anda,” terang Graham.
Yesus bahkan berkata
dalam Matius 9: 6 bahwa setelah menikah suami dan istri ‘bukan lagi dua
melainkan satu’. Oleh karena itu, pasangan yang sudah menikah harus berpikir dan
bekerja sebagai satu kesatuan dalam pernikahan. Untuk mewujudkan kesatuan itu, setiap
pasangan harus belajar mengatasi keegoisan masing-masing dan lebih mengutamakan kepentingan pasangan di atas kepentingannya sendiri.
“Cinta sejati adalah
kita mengingini yang terbaik bukan untuk diri kita sendiri tetapi untuk orang
lain. Seorang teman pernah mengatakan kepada saya, ‘Ketika saya bangun di pagi
hari, saya selalu berhenti dan meminta pertolongan dari Tuhan untuk menemukan cara
memberkati istri saya sepanjang hari’. Itu adalah nasihat yang baik,” ucapnya.
Tetapi yang paling
penting, Graham menekankan agar pasangan membangun pernikahan dan kehidupan mereka
di dalam Yesus Kristus. Hal ini bisa dimulai dengan berdoa dan membaca firman Tuhan
bersama-sama, dan mencari kehendak-Nya dalam segala hal. Bantu dan dorong satu
sama lain, dan saling mengampuni ketika masing-masing melakukan kesalahan yang disadari
telah melukai pasangan. Inilah dasar yang paling utama saat hidup menjadi suami
dan istri. Saat sebuah pernikahan dibangun dengan dasar iman ini, maka suami dan
istri tidak lagi memikirkan diri sendiri melainkan merendahkan diri untuk saling
melayani satu sama lain demi mempersembahkan sebuah pernikahan yang kudus,
bahagia dan berkenan di hadapan Bapa Surgawi.