Sihombing & Rumiris: Derita Istri yang Bersuamikan Penjudi
Sumber: Jawaban.com

Family / 30 May 2016

Kalangan Sendiri

Sihombing & Rumiris: Derita Istri yang Bersuamikan Penjudi

Mega Permata Official Writer
9393

Romantisme rumah tangga Sihombing dan Rumiris hanya bertahan satu bulan. Sebagai suami, Sihombing yang mencari nafkah dengan menjadi supir angkutan umum ternyata terjerat dengan kebiasaan buruk berjudi

Istrinya Rumiris, awalnya tidak mengetahui hal ini. Namun tindak-tanduk suaminya yang sering pulang larut malam hingga pagi subuh membuatnya bertanya-tanya. Saat ditanyakan, Sihombing hanya berkilah sedang membantu teman atau beragam alasan lain yang dibuat-buat olehnya. 

Satu kali saat sedang pergi ke pasar, Rumiris melihat mobil yang biasa dipakai suaminya untuk mencari penumpang disupiri orang lain. Penasaran, dia lantas bertanya ke mana suaminya dan kenapa angkot itu dibawa olehnya. Dari situ ketahuan bahwa Sihombing sangat gemar berjudi.

“Kalau sudah urusan judi, saya sangat senang. Padahal bukannya menang, saya malah sering kalah,” ujar Sihombing. Dirinya juga mengaku bahwa keterikatannya terhadap judi membuatnya lebih memprioritaskan berjudi dibandingkan keluarga. 

Mengetahui hal ini, Rumiris berpikir bahwa dengan pindah dari tempat tinggal yang sekarang, suaminya bisa berhenti judi. Pada tahun 1988, pasangan ini memutuskan pindah ke Jambi dan memulai hidup baru. “Saya mengira dia sudah bertobat. Satu hingga dua bulan dia tidak main judi lagi,” ungkap Rumiris. Tapi ternyata hal itu tidak bertahan lama. Karena suaminya bekerja pada bos yang punya kegemaran serupa, yakni berjudi. 

Keadaan rumah tangga mereka semakin buruk, belum lagi penghasilan Sihombing juga tidak pernah sampai ke tangan istrinya. Semuanya habis di meja judi. “Saya bingung, saat itu kami sudah sewa rumah. Padahal uang habis begitu saja,” kata Rumiris. 

Saat ketahuan kembali berjudi oleh istrinya, Sihombing bukannya berhenti. Dia justru marah dan tidak mempedulikan Rumiris. Dia tetap berjudi dan semakin jarang pulang. Tingkah laku suaminya ini sempat membuatnya menyesali pernikahannya. 

Selama dua tahun, tidak ada perubahan yang ditunjukan oleh suaminya. Sihombing tetap saja tidak peduli dengan keluarganya, tidak bertanggung jawab, dan lebih mementingkan judi. Hal inilah yang membuat Rumiris bekerja keras untuk menafkahi keluarganya. 

“Saya seperti laki-laki, mencari nafkah bahkan menjadi tukang ojek. Namun yang terpenting adalah uangnya halal dan saya bisa memberi makan anak-anak,” ungkap Rumiris. 

Hal ini memang diketahui oleh suaminya. Namun bukannya iba, Sihombing justru makin tidak peduli. Dalam hati, dia merasa senang karena modal untuk berjudi tidak berkurang. 

Pada masa-masa inilah Rumiris merindukan figur suami dan ayah bagi anak-anaknya. Dia bahkan pernah berpikiran untuk bercerai. Namun niat itu diurungkannya demi nama baik keluarga dan pengaruh ke anak-anaknya. 

Dari berbagai cara yang dilakukannya untuk mencegah suaminya berjudi, Rumiris bahkan meminta tolong kepada teman polisi-nya untuk menangkap suami dan teman-teman berjudinya. Namun, langkah ini tetap gagal. Sebab tidak sampai satu hari, Sihombing dijamin oleh bos-nya dan bisa bebas dari tahanan. 

Perilakunya semakin menjadi, Sihombing lebih memilih judi daripada mengikuti ibadah Natal di gereja. Dia bahkan sampai hati memukul anaknya karena diajak pergi ke gereja. Melihat itu, istrinya semakin marah, bahkan berniat untuk menikamnya. 

Kesedihan Rumiris semakin bertambah kala melihat perilaku suaminya yang jauh dari sosok ayah. “Saya berdoa, ‘Apa salah saya?’ ‘Kenapa yang saya harapkan tidak bisa menjadi kenyataan?’ ‘Tuhan, bagaimana saya harus berjuang sendiri?’” 

Inilah yang menjadi doanya saat meminta tolong pada Tuhan. Meskipun demikian Rumiris tidak lantas membenci Sihombing. Dia tetap mendoakan suaminya itu agar terlepas dari kebiasaan judinya. 

Hari berlalu seperti biasa dan Rumiris mendapat kabar bahwa suaminya mengalami kecelakaan. Hal ini mengakibatkan urat di dada Sihombing terjepit dengan tulang dan membuatnya merasa sangat kesakitan. 

Melihat keadaan suaminya yang tidak berdaya, Rumiris hanya bisa terenyuh. Dalam hatinya, dia berdoa agar Tuhan menyembuhkan Sihombing dan memperbolehkan dia untuk menjadi pendampingnya selamanya. Kondisi ini bertahan selama sebulan dan Rumiris dengan sabar merawat Sihombing.

“Beberapa lama saya sakit, saya melihat perlakuan istri saya yang merawat dengan kasih dan tulus. Saat itu, saya merasa tidak enak hati dan merasa bersalah. ‘Kenapa saya bisa jahat sekali dulunya?’ Padahal istri saya tidak mendendam atas apa yang telah saya lakukan,” papar Sihombing. 

Perlakuan kasih dari istrinya ini membuat Sihombing sadar atas kesalahannya selama ini. Perubahan ini mulai terlihat saat dia akhirnya bersedia diajak beribadah. Tidak berhenti di situ, dia juga mau didoakan dan minta ampun atas dosa-dosanya. 

Sihombing percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dan pada saat itulah mukjizat diterimanya dan kesembuhan Ilahi terjadi atas dirinya. Dia pun sadar bahwa Tuhan Yesus itu baik.

Setelah itu, istrinya sendiri menyaksikan bahwa Sihombing tidak hanya menerima kesembuhan fisik, namun juga kesembuhan secara rohani. “Saya lihat, dia tidak pernah lagi mendekati teman-teman penjudi,” terang Rumiris.

Saat ini, keluarganya menikmati kasih karunia di dalam Tuhan. Sihombing juga menjadi suami dan ayah yang mesra, penuh tangggung jawab, serta pekerja keras. Selain itu, untuk Tuhan, dia juga tidak kenal lelah. Meskipun pekerjaannya mengumpul rongsokan terbilang menguras tenaga, Sihombing tidak pernah melewatkan doa malam di gereja.

“Jadi saat saya melihat perubahannya, saya bersyukur pada Tuhan. Ini suami yang aku harapkan. Saya dan anak-anak merasa bangga terhadapnya,” ucap Rumiris. 

“Saya bersyukur buat kesempatan yang diberikan pada saya dan pada istri yang berbesar hati, sekalipun sudah saya lukai. Dia malah mencurahkan kasih. Dan saya tahu itu karena Tuhan ada dalam kehidupannya,” papar Sihombing. 

Sumber : Sihombing dan Rumiris
Halaman :
1

Ikuti Kami