Ratusan umat Muslim
Mesir membakar rumah seorang wanita Kristen berusia 70 tahun dan diperlakukan dengan
kejam setelah mendapat kabar bahwa anaknya tengah berselingkuh dengan seorang wanita
Muslim. Terkait isu tersebut, sang anak terpaksa melahirkan diri dan membawa serta anak dan istrinya pada Kamis, 19 Mei 2016 lalu.
Setelah mengetahui
sang anak melarikan diri, ratusan Muslim lalu membakar dan menjarah seisi rumah
mereka yang terletak di provinsi bagian selatan Minya. Sementara wanita tua itu bahkan dipermalukan di jalanan dengan memaksanya tanpa busana.
“Mereka membakar
rumah dan pergi dan saya diseret keluar, melemparkan saya ke depan rumah dan merobek
pakaian saya. Saya hanya seperti seorang bayi yang bisa menjerit dan menangis,”
ucap wanita yang tak ingin disebutkan namanya itu, demikian seperti dilansir dari media Reuters.com, Kamis (26/5).
Menyikapi perlakuan
bejat yang dialami sang wanita, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengutuk
perbuatan pelaku. Dia bahkan memerintahkan pihak berwenang untuk menangkap para
pelaku dan mengadilinya. Dia juga memerintahkan pemerintah setempat dan militer untuk membangun kembali rumah wanita tua tersebut dengan dana dari pemerintah.
Sementara Kristen
Ortodoks Koptik yang dipimpin oleh Paus Tawadros II menyerukan agar semua umat
Kristen Ortodoks Mesir tetap tenang dan menahan diri terkait perlakuan keji
terhadap jemaatnya. Paus mengatakan akan membicarakan hal ini bersama para
pejabat Mesir dan mencari solusinya.
Tindakan diskriminasi
terhadap umat Kristen Ortodoks memang sudah kerap terjadi di Mesir. Jumlah populasi
umat Kristen yang hanya sekitar 10 % dari 90 juta penduduk Mesir membuat umat Kristen
Mesir tersisihkan.