Airmata Mutiara
Sumber: Liputan6.com

Kata Alkitab / 14 May 2016

Kalangan Sendiri

Airmata Mutiara

Lori Official Writer
6725

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.”Si ibu terdiam, sejenak.

“Sakit sekali, aku tahu anakku.Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi.Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit.

"Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya.Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang.Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya.

Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar,utuh mengilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Si anak kerang kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah perjuangan hidup untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Dengan kata lain, rasa sakit dan penderitaan bisa mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”. Banyak orang yang mundur saat berada di tengah perjuangan tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami.

Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki yaitu menjadi `kerang biasa’ yang disantap orang, atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara’

Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja’. Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kita. Tetapi cobalah untuk tetap tersenyum menghadapinya sembil katakan dalam hati: Airmataku diperhitungkan Tuhan dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara berharga.


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klikdi sini.

Sumber : Winksite.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami