Berpegang pada ‘Tali’-nya Tuhan
Sumber: www.outdoorgearlab.com

Kata Alkitab / 18 April 2016

Kalangan Sendiri

Berpegang pada ‘Tali’-nya Tuhan

Lori Official Writer
5444

Para petani di Wilayah Midwest Amerika punya cara untuk menghadapi badai yaitu dengan mengikat tali di pintu belakang rumah sampai ke lumbung, untuk memastikan bahwa apabila mereka pergi ke lumbung, mereka bisa kembali ke rumah dengan selamat. Badai yang datang itu sangat berbahaya karena berlangsungnya begitu cepat dan hebat, bahkan ketika pada puncaknya seorang petani tidak bisa melihat tangannya sendiri. Banyak orang yang mati kedinginan, tersesat karena mereka berputar-putar padahal mereka sudah berada di belakang rumah mereka. Jika mereka kehilangan pegangan tali itu mereka tidak mungkin lagi bisa menemukan jalan ke rumah, bahkan ada yang meninggal hanya tinggal beberapa meter dari tempat yang aman yaitu rumah mereka. Itu sebabnya para meteorologis menasehatkan jika mereka keluar rumah, mereka perlu mengikat ujung tali yang panjang di rumah mereka dan memegang ujung lainnya dengan kuat agar tidak tersesat oleh badai es yang menyerang.

Secara rohani, kondisi badai juga kadang kala kita alami dalam kehidupan kita. Badai itu tidak berbicara tentang angin topan yang dihembuskan oleh fenomena alam, tetapi badai itu lebih kepada persoalan pekerjaan, keluarga, tugas kuliah termasuk kegiatan-kegiatan pelayanan di gereja yang begitu padat dan penuh. Kita menjadi kelebihan beban, terburu-buru, tegang, kehabisan waktu dan tak jarang menjadi kecanduan.

Cara kita mengisi hari-hari kita itu seperti orang yang kecanduan, bukan oleh rokok atau alkohol melainkan oleh tugas, pekerjaan dan kegiatan. Kita kehilangan kepekaan akan Roh Kudus dan ritme kehidupan kita sehari-hari, sebulan, setahun telah ditelan badai kehidupan kita. Ritme kehidupan yang ditelan badai kehidupan membuat kita tidak lagi dalam pimpinan Roh Kudus. Tuhan Yesus telah berkata: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21).

Saat ini Tuhan Yesus sedang menawarkan kita “tali” untuk menjaga kita agar jangan sampai tersesat. Tali itu akan terus-menerus membawa kita kembali kepada Dia, tempat yang tenang, teduh, penuh dengan sukacita dan damai sejahtera. Tali ini merupakan alat untuk kita hidup di dalam kekudusan atau kesucian. Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah (Matius 5:8)”

Tali ini bisa ditemukan dalam bentuk disiplin rohani yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu yaituibadah harian. Disiplin rohani ini merupakan pernyataan yang kuat tentang Tuhan, diri kita, relasi kita dengan Dia, dan nilai-nilai kita. Dengan melakukannya bukan berarti menambah kegiatan kita yang sudah sibuk, melainkan untuk mengatur ulang seluruh hidup kita ke arah yang baru, yaitu mengarah kepada Tuhan. Saat ini semua orang yang percaya bahwa kehidupan di dunia akan berakhir. Itulah sebabnya banyak orang yang saat ini mengarahkan hidupnya kepada Tuhan.

Ada empat unsur pembentuk tali yang disediakan Allah bagi kita yaitu :

1. Saat Berdiam Sejenak

Ini adalah inti dari ibadah harian, memang ini tidak mudah tetapi harus kita usahakan karena kalau kita ingin dipimpin oleh Roh Kudus maka kita harus percaya bahwa Tuhanlah yang mengatur hidup kita bukan kita. Dengan kita menyisihkan waktu bersama Tuhan maka kita tidak terburu-buru sehingga Firman Tuhan yang kita baca atau doakan diberi waktu untuk masuk ke dalam roh kita.          

2. Berfokus Hanya Pada Tuhan

Firman Tuhan menyatakan: “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia.” (Mazmur 37:7) dan “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (Mazmur 46:10). Di bagian ini kita bisa ambil waktu sekitar lima menit untuk menenangkan diri sejenak dengan duduk tenang sambil menarik nafas dan melepaskannya secara perlahan-lahan, lepaskan segala ketegangan, distraksi lalu mulai minta agar Roh Kudus memenuhi kita. Jika kita sadar akan dosa yang baru saja kita lakukan atau Roh Kudus mengingatkan akan dosa yang belum kita akui, maka kita harus cepat-cepat bertobat supaya persekutuan kita dengan Tuhan tidak terhalang oleh adanya dosa yang belum diselesaikan.

3. Berdiam di Dalam Hadirat-Nya

Ada dua hal yang penting di dalam bagian ini yaitu disiplin rohani “Berdiam dan Solitude.” Berdiam ini merupakan menenangkan diri dari suara yang datang dari luar maupun dari dalam untuk berfokus kepada Tuhan. Solitude adalah menyendiri dan memisahkan diri dari orang lain dan segala sesuatu untuk berfokus hanya kepada Tuhan. Seperti yang dialami oleh Elia setelah ia melarikan diri dari ancaman Izebel, Tuhan tidak menyatakan diri-Nya dalam gempa bumi atau api dalam semak belukar seperti ketika menampakkan diri kepada Musa melainkan Ia menyatakan diri-Nya kepada Elia dalam “bunyi angin sepoi-sepoi basa” (1 Raja-Raja 19:12). Berdiam dan Solitude mungkin merupakan disiplin rohani yang paling menantang karena jarang dilakukan oleh orang Kristen masa kini di mana kita hidup di dalam dunia yang serba bising dan penuh distraksi. Keheningan setelah badai bagi Elia dan kita membuat kita bisa mengalami kehadiran Tuhan.

4. Merenungkan Firman Tuhan

Alkitab adalah Firman Tuhan, Ibadah Harian harus diisi oleh Firman Tuhan karena Firman Tuhan itu pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. Kita bisa merenungkan satu ayat atau satu pasal dari Firman Tuhan atau kita bisa merenungkan Mazmur karena Mazmur adalah fondasi dari hampir semua buku mengenai Ibadah Harian. Tuhan Yesus banyak mengutip Mazmur, dan doa dari si pemazmur meliputi pengalaman hidupnya melalui rasa takut, percaya, sampai pujian. Dengan duduk tenang dalam keheningan sambil merenungkan Firman Tuhan, bisa juga sambil mendengarkan instrumental rohani yang lembut lalu kita bisa mulai memperhatikan apa yang Tuhan sedang lakukan di dalam batin kita. Kita sedang memasuki musim yang baru, tujuan dari Ibadah Harian adalah mengingat Tuhan dan bersekutu dengan Dia di sepanjang hari-hari kita dan yang paling penting adalah ijinkan Tuhan menuntun langkah kita karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, tetapi Tuhan tahu.


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Gbimoderland.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami