Johan Bakri : Kutemukan Kebahagiaan Saat di Luar Rumah
Sumber: Jawaban.com

Family / 23 June 2016

Kalangan Sendiri

Johan Bakri : Kutemukan Kebahagiaan Saat di Luar Rumah

Lori Official Writer
11147

Johan Bakri adalah nama pemberian sang ayah. Namun pria ini lebih memilih dipanggil Aldo karena rasa benci yang begitu besar terhadap sang ayah yang berlaku kasar dan keras dalam mendidik anak. “Saya marah sama beliau. Saya nggak mau banget dipanggil sama nama pemberian dia. Saya nggak mau dipanggil Johan, saya lebih suka dipanggil Aldo,” tuturnya.

Benci dengan sang Ayah

Kebencian yang paling melekat kuat dibenak seorang Aldo kepada sang ayah adalah ketika suatu kali diusianya yang ke-5 tahun dia diperlakukan dengan sangat kejam. Saat itu, Aldo tengah ebrmain bakaran sampah dan tanpa sengaja kakinya terluka lantaran menginjak sebuah bakar. Sontak dirinya menangis dan menjerit kesakitan. Sang ayah pun segera keluar rumah dan mulai mendekati dia. Bukannya menolong dan memperlakukannya seperti anak yang perlu dikasihi, dia malah dihukum.

“Dia memperlakukan saya dan adik-adik saya itu sangat kasar. Punya papa seperti papa saya itu suatu tekanan yang luar biasa. Ketika papa pulang, kita merasa sangat takut, sangat nggak nyaman. Pengena ceppet-ceppet papa pergi lagi deh”.

Sementara bagi seorang anak kecil seperti Aldo, dia berharap bisa memiliki figure ayah pada umumnya; penuh kasih dan sayang. Sayangnya, hal itu tidak didapatkan dari orangtuanya. Akibatnya, Aldo yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang itu akhirnya mencarinya di luar rumah. Dia mulai bergaul dengan banyak orang muda lain yang suka nongkrong dan nge-band.
Aldo mengaku mendapatkan kasih sayang yang dia inginkan di sana. Perhatian dan kepedulian dari teman-temannya membuatnya nyaman dan betah berada di luar rumah. Haal itulah yang kerap membuat Aldo tidak merindukan rumah sama sekali.

Seperti perumpamaan bahwa ‘buah jatuh tak jauh dari pohonnya’, begitu pula yang dialami Aldo. Dalam pergaulannya itu, Aldo berperilaku persis seperti sang ayah. “Cara saya ngomong ke orang, cara saya marah ke orang seperti papa marah ke saya. Itu akhirnya menular ke saya. Saya memperlakukan temen-teman saya, kadang-kadang kalau saya nggak suka, pernah ceweknya temen saya agak ngomong nyakitin hati saya, trus saya bilang gini ‘Gue pukul loe. Eee gue hantam juga nih’. Saya megang the botol waktu itu. Trus ceweknya bilang ‘Hantam nih’. Saya hantam benneran. Nggak pake pikir panjang saya hantam, saya pukul kepalanya. Pecah teh botol itu,” terang Aldo saat menjelaskan kejadian di masa lalu itu.

Menghadapi masa-masa ekonomi yang begitu sulit

Di usia yang masih sangat muda, Aldo pun akhirnya memutuskan untuk menikahi wanita yang dia cintai, Nani Ria (yang kini menjadi istrinya). Kebahagiaan di awal pernikahan berakhir sejak Aldo dipecat dari pekerjaannya. Semua hal tampak berubah. Aldo mulai kasar, berselingkuh dan frustrasi dengan kondisi keuangan keluarga yang semakin menipis.

“Karena satu kebutuhan yang sangat mendesak akhirnya saya coba untuk datang ke papa. Tapi saat itu papa lagi ada tamu. Karna mungkin didukung oleh situasi malu, marah, udah bosen gitukan, dan saat itu memang kebutuhan saya udah urgent banget buat anak jadi ayo gue ladenin hari ini,” terangnya.

Saat itulah Aldo mulai bergulat dengan sang ayah tepat di halaman rumah. Sang ayah dengan menggenggam sebilah samurai panjang dan Aldo dengan sebuah celurit. Keduanya pun bertengkar hebat. Hingga saat keduanya merasa kelelahan, air mata mulai menetes di pipi keduanya.
Dalam kondisi ekonomi yang semakin sulit waktu itu ditambah dengan kabar bahwa sang istri tengah mengandung anak kedua, Aldo harus berjuang keras mencari cara untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan hidup. Dia seolah tak punya jalan lain selain menjadi pengedar narkoba. Hal ini semakn mudah baginya karena saat itu dirinya pun adalah seorang pecandu narkoba. “Karena keuntungannya besar, kerjanya santai, saya putuskan untuk jualan barkoba”.

Dipenjara lalu bertemu dengan Yesus

Mimpi buruk lainnya pun harus dialami Aldo. Dengan nahasnya, dia ditangkap polisi saat tengah membawa setumpuk narkoba yang rencananya akan dijual. Aldo pun mendekap di sel penjara sementara kesulitan ekonomi masih terus menghimpit kondisi rumah tangganya. Sang istri yang sudah hamil lima bulan ternyata harus keguguran. Kabar itu membuat Aldo semakin frustrasi. Dalam posisinya yang begitu sulit waktu itu, dia harus memikul beban yang datang secara bersamaan. “Saya marah sama Tuhan. Saya bilang, ‘Tuhan tega banget’. Saya pikir gini. Ya Tuhan pikir aja gitu, istri saya keguguran. Kita butuh uang. Harus masuk rumah sakit, segala macem. Secara saya juga punya anak satu di luar. Buat saya Tuhan nggak adil banget!”.

Pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Ya, itulah yang dialami Aldo dimasa-masa sulit itu. Lewat sebuah lagu rohani yang didengarnya, hati Aldo tergerak untuk mencari Tuhan. Aldo pun ikut dalam sebuah ibadah yang digelar di sel penjara. Di sana dia menerima bahwa ada pribadi yang setia, yaitu Yesus. “Di dalam Ibrani 13 ayat 5 "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" Dan itu saya terima dalam hidup saya. Saya merasakan Tuhan Yesus itu beda. Untuk kita di penjara, Dia itu sudah betul-betul seperti Bapa kita. Bahkan buat saya pribadi, saya membayangkan ini Bap ague yang sesungguhnya. Karena apa? Karena Bapa yang benner kayak gitu, Dia tidak akan meninggalkan saya sekalipun Dia marah, tapi Dia mendidik”.

Ya, Aldo mengakui dan menerima bahwa Yesus adalah pribadi Bapa yang sesungguhnya. Lewat sosok Yesus, Aldo berkomitmen memulai hidup yang baru. Dia ingin segala kemarahan dan kebencian yang selama ini masih tinggal di dalam hatinya selesai, khususnya harus mengampuni sang Papa. Dengan komitmen itulah Aldo dengan hati terbuka mau mengampuni sang ayah di akhir-akhir masa hidupnya.

Sejak itulah ayah dua anak ini dimerdekakan atas kebencian dan kemarahan sejak masa kecilnya. Kasih Bapa yang dia terima dalam Yesus Kristus mengajarkan Aldo akan kasih yang sesungguhnya. Keputusan untuk mencoba mengubah hidupnya menjadi lebih baik akhirnya mengubahkan seluruh aspek hidupnya, mulai dari pemulihan karakter, kebiasaan lama hingga kondisi keluarga.


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Johan Bakri
Halaman :
1

Ikuti Kami