Pasangan Langgeng Ternyata Punya Cara Berargumen yang Beda
Sumber: Fatherhoodchannel.com

Marriage / 9 February 2016

Kalangan Sendiri

Pasangan Langgeng Ternyata Punya Cara Berargumen yang Beda

Theresia Karo Karo Official Writer
3691

Tidak salah bila Anda menggunakan argumen untuk menyelesaikan masalah antara suami istri. Namun jangan biarkan emosi menguasai diri Anda saat berargumen dengan pasangan. Keduanya harus bisa mengontrol kata-kata mana yang seharusnya disampaikan dan  yang tidak.

Profesor psikologi John Gottman dari University of Washington mengungkapkan bahwa dalam memperbaiki situasi dan diskusi yang tidak stabil, pasangan perlu melakukan argumen yang produktif. Inilah yang menjadi pembeda antara pasangan langgeng dan pasangan yang memutuskan berpisah.

Penelitian yang dilakukan bersama Rober Lavenson psikolog dari University of California ini berlangsung selama 14 tahun. Keduanya melibatkan 79 pasangan menikah yang tinggal di United States Midwest.

Selama studi berlangsung, diketahui sebanyak 21 pasangan mengakhiri pernikahannya dengan perceraian setelah lebih dari sepuluh tahun bersama. Sementara dari pasangan yang memutuskan tetap bersama, Gottman dan Levenson mengetahui  beberapa kunci langgeng hubungan mereka, termasuk bagaimana saat keduanya berargumen.

Tidak menunggu waktu lama untuk diskusi

Pada pasangan yang berpisah ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka tidak langsung membahas pertengkaran. Keduanya cenderung membiarkan satu sama lain dalam kebimbangan pikiran selama berjam-jam bahkan berminggu-minggu setelah pertengkaran.

Situasi berbeda ditunjukkan oleh pasangan yang tetap bersama. Setelah bertengkar, mereka akan segera berdiskusi. Oleh karena itu, Gottman menyarankan bagi pasangan menikah untuk segera menstabilkan keadaan dengan berbicara secara langsung dan terbuka mengenai apa yang terjadi.

Tentu saja hal ini membutuhkan kesadaran dari keduanya untuk bertanggungjawab dalam penyelesaian masalah dan mengambil peranan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik.

Jangan hanya berharap didengarkan, tapi juga bersedia mendengar pasangan

Menurut penelitian Gottman, karakteristik lain yang ditunjukkan oleh pasangan yang memutuskan bercerai adalah mereka dengan cepat memotong diskusi. Selama konflik tidak ada komentar yang cukup membantu dan kurang peka terhadap perasaan satu sama lain.

Hal yang berbeda ditunjukkan oleh pasangan langgeng. Di mana mereka secara konsisten mendekati satu sama lain dengan pikiran terbuka. Keduanya pun bertanggungjawab atas tindakannya dan bersedia mendengar perkataan pasangan.

Untuk itu, Gottman menyarankan bahwa dalam pertengkaran sebaiknya beri kesempatan pasangan mengungkapkan argumennya. “Jika Anda berkata kepada seseorang bahwa mereka tidak logis atau berkata mereka di luar jalur, itu tidak akan berhasil. Ucapan itu akan membuat orang marah,” jelas Gottman.

Akan lebih baik bila Anda menanggapi pasangan dengan berkata demikian, ‘Saya bisa melihat bahwa hal ini sangat penting bagimu, ceritakan lebih pada saya.’ Contoh kalimat tadi akan membuat seseorang merasa didengarkan.

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Cnn/Jawaban.com | Theresia Karo Karo
Halaman :
1

Ikuti Kami