Mengakhiri dengan Allah
Sumber: Desmotivaciones.es

Kata Alkitab / 5 February 2016

Kalangan Sendiri

Mengakhiri dengan Allah

daniel.tanamal Official Writer
3617
Derek Redmond gagal menjadi juara lari 400 meter di Olympic Becelona 1992. Padahal ia sudah berlatih berbulan bulan dengan sang ayah. Kegagagalan pelari asal Inggris ini disebabkan oleh kaki kanannya yang sakit dan membuatnya pincang. Meski kaki kanannya limping, ia berusaha keras untuk sampai di garis finish. Kegigihannya dalam berjuang mencapai garis akhir itulah yang mendapatkan 'standing ovation' sambutan tepuk tangan dari 65.000 penonton yang menyaksikan perlombaan. Bukan hanya itu, kisah perjuangan Derek telah menjadi inspirasi bagi jutaan manusia di atas bumi. Termasuk yang menulis renungan ini.

Kisah Derek begitu menyentuh hati bukan karena perjuangannya sendiri tetapi juga karena keberanian sang ayah yang nekad menerobos kerumunan banyak orang. Demi menolong dan memberi bantuan moral pada putranya. Sang ayah tidak takut berhadapan dengan petugas keamanan yang telah melarangnya untuk tidak turun ke gelanggang. Ia tetap lari menjumpai dan memapah anaknya yang sedang berusaha menyelesaikan pertandingan sendiri. "Ayah ada di sini nak" kata Jim sambil merangkul putranya. Di pundak sang ayah Derek menangis sambil berjalan. Sebagai seorang ayah sekaligus pelatih, Jim tidak tega melihat dan membiarkan anaknya menanggung malu karena gagal. Itulah sebabnya ia berusaha keras untuk menyertainya. Beberapa meter sebelum garis finish, Jim melepas anaknya sendirian mencapai garis akhir. Tepuk tangan distai tetesan airmata dari jutaan penonton di stadion and di rumah menyambut kehadiran Derek di garis finish.

Mengakhiri pertandingan dengan baik tidak selalu harus menjadi yang nomer satu. Tidak selalu menjadi juara. Yang penting sampai di garis akhir. Inilah pelajaran yang dapat kita ambil dari Derek. Memang tidak mudah, terkadang melelahkan. Seringkali harus menahan sakit, menelan pil pahit, atau memikul beban berat. Apalagi jika terlalu banyak rintangan. Tidak sedikit yang patah semangat. Berhenti di tengah jalan dan tidak melanjutkan pertandingan. Padahal, jika mau bertahan sedikit lebih lama dan dan setia menjalani meski dengan air mata, kita akan sampai di garis finish yang ada di depan mata. Tinggal beberapa langkah lagi untuk tiba.

Aku hampir putus asa dan berhenti di tengah jalan saat mendaki gunung Batur. Terlalu berat, tanjakannya sangat tinggi lebih dari 60 derajat. Aku menyebutnya 'panjat tebing' bukan mendaki gunung. Syukurlah ada yang memberi kata kata semangat. Ada yang membantu membawa ransel, ada yang menarik tanganku saat aku merasa tidak mampu. Akhirnya, kami tiba di puncak setelah 2 jam 30 menit. Memang terasa lambat seperti keong berjalan dan sering berhenti istirahat. 'One step at a time'. Jangan menyerah. Dan akhirnya sampai juga di puncak dan bisa menikmati dinginnya udara dan indahnya panorama matahari terbit.

Derek tidak pernah menyangka jika ayahnya ada bersamanya dan menopang tubuhnya sampai di garis akhir. Seringkali kita merasa sendiri saat perjalan hidup terasa sulit. Langkah terasa berat saat berada di jalur sunyi. Padahal kita tidak sendiri karena jaminan dari sorga yang sudah pasti "Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian! Amin." Sering kali kita melupakan janji ilahi, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Terus berjuang, karena kita tidak sendirian. Allah akan selalu beserta dengan kita.



(Penulis adalah Pdt Paulus Wiratno)

Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)
Halaman :
1

Ikuti Kami