Mantan Teroris Bom: Waspada Keamanan Natal dan Tahun Baru
Sumber: soloraya.com

Nasional / 16 December 2015

Kalangan Sendiri

Mantan Teroris Bom: Waspada Keamanan Natal dan Tahun Baru

daniel.tanamal Official Writer
3716
Mantan kombatan Afganistan yang juga ahli perakit Bom dan adik dari kelompok teroris Bom Bali 2002 Ali Fauzi meminta agar pemerintah dan aparat keamanan waspada terhadap pengamanan perayaan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 karena masih ada enam orang bekas anggota teroris bentukan Khambali tahun 2000, yang bisa saja melakukan kekacauan.

Menurut mantan kombatan Mindanau Philipina yang juga ahli bom ini, dari 10 pelaku peledakan bom bentukan Khambali itu, empat di antaranya sudah meninggal. “Empat orang memang sudah meninggal, tetapi enam lainnya masih hidup, dan mereka itu bisa jadi akan action (beraksi) manakala keluar penjara, lalu bergabung kembali dengan kelompok lama. Sebab jika mereka lepas dari ‘pembinaan’ maka tidak menutup kemungkinan mereka akan tumbuh kembang kembali,” ujarnya dalam keterangan persnya, seperti dirilis Suara Pembaruan, Senin (14/12).

Ali Fauzi melakukan kajian mendalam atas ancaman salah seorang panglima perang ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), Salim Mubarok At Tamimi alias Salim Penceng alias Abu Jandal al Yemani al Indonesiani, yang sebelumnya berstatus penjual susu sapi keliling di Pasuruan sebelum pindah ke rumah ayahnya di Kota Malang.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ayah Salim yang asli suku Arab dari Yaman Bani At Tamimi, tinggal di rumah kontrakan di kawasan Ijen, Malang. Pemuda yang tidak tamat SD itu memiliki dua isteri dengan enam orang anak. Salim Penceng ini dalam kesehariannya di Kota Malang adalah menjual madu buatan sendiri. Ia hijrah bersama anak isterinya ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Panglima ISIS asal Pasuruan itu mengancam kepada sejumlah pimpinan aparat keamanan seperti Polri, TNI bahkan kepada Banser GP Ansor yang sama-sama muslimnya, belum lama ini.

Kajian Ali Fauzi yang juga ahli merakit bom karena merupakan adik bomber Bali, Amrozi dan Ali Ghufron asal Lamongan itu, dalam siaran persnya itu lebih lanjut mengemukakan, bahwa analisanya itu disampaikan setelah melalui riset agar aparat keamanan negeri ini tidak sampai kecolongan. Menurut Ali Fauzi, isunya belum lepas dari ISIS, yang isinya ancaman untuk membuat kekacauan Natal dan Tahun Baru. Sejak berpindahnya tampuk pimpinan ISIS ke tangan Abu Bakar Al-Bagdadi yang bertitel Kholifah Almuslimin (pemimpim muslim) di kalangan ISIS disebutkan Ali Fauzi terdapat perubahan gerakan yang cukup drastis yang tidak berkaitan dengan Al Qaida. “Gerakan mereka jauh lebih radikal dan beringas tanpa ampun terhadap siapapun yang tidak sefaham dengan ISIS,” ujarnya.

Ia mengingatkan, bahwa jaringan ISIS ini semakin meluas, termasuk ratusan pengikut ISIS asal Lamongan yang berangkat ke Syria, tiga diantaranya sudah kembali ke Indonesia. Hanya saja tiga orang tersebut tidak pulang ke kampung halamannya di Lamongan. Ia menambahkan, kewaspadaan itu juga diperlukan untuk mengantisipasi soal bom Natal dan Tahun Baru yang digerakkan anak negeri sendiri. Sebab soal bom di Indonesia hanya ada tangan 10 orang ahli bom, empat diantaranya sudah meninggal.

Mereka itu adalah Tim Khos bentukan Khambali pada tahun 2000, yang di antaranya Ali Ghufron, Imam Samudra, Amrozi, Ali Imron, Mubarok, Dul Matin, Untung , Abdul Ghoni, Sawat, dan Idris. Menurut Ali Fauzi, sisa bomber anak negeri itu akan berpartisipasi ikut mencegah perakitan dan peledakan bom teror jika mereka tetap diajak omong agar tidak kembali ke kelompok lama mereka. Di Poso, Sulawesi Tengah, kawasan Gunung Biru merupakan daerah yang masih sangat potensi gerakannya karena peran pimpinan Santoso.


Sumber : Suara Pembaruan
Halaman :
1

Ikuti Kami