Stef Wertheimer, Jembatan Kesenjangan Yahudi dan Arab Israel
Sumber: nocamels.com

Profile / 9 October 2015

Kalangan Sendiri

Stef Wertheimer, Jembatan Kesenjangan Yahudi dan Arab Israel

daniel.tanamal Official Writer
4444

Sebuah keluarga asal kota Kippenheim di Jerman dalam era Perang Dunia II memutuskan untuk lari dari ganasnya Nazi yang dipimpin oleh seorang diktator bengis bernama Adolf Hitler. Israel menjadi negara dimana mereka memutuskan untuk tinggal. Siapa sangka, keluarga yang tadinya hidup sangat berkecukupan, mengalami kejatuhan ekonomi yang memilukan, namun melahirkan seorang anak yang kini menjadi seorang milyuner dan merupakan orang terkaya nomor 4 di Israel dengan kekayaan 5,6 miliar dolar (2015).

Nama anak itu adalah Stefan Wertheimer yang saat tiba bersama keluarganya di Tel Aviv, ibu kota Israel baru berusia 11 tahun. Ekonomi keluarganya yang pas-pasan itulah yang membuatnya keluar sekolah diumur 16 tahun dan mulai bekerja serabutan seperti di sebuah toko perbaikan kamera, dimana Stef pertama kali belajar mengenai optik langsung dari Profesor Emanuel Goldberg, seorang peneliti dan penemu yang memberikan kontibusi yang begitu besar terhadap dunia teknologi imaging di abad 20.

Stef sempat bergabung dengan Royal Air Force Inggris menjabat sebagai teknisi peralatan optik pada 1943. Bahkan Stef mengikuti gerakan bawah tanah di Israel, Haganah. Dan masuk menjadi dalah satu tentara elitnya bernama Palmach. Selama Perang Arab-Israel pada 1948, ia menjabat sebagai petugas teknis di Brigade Yiftach. Seusai perang, Stef memulai sebuah bisnis kecil di halaman belakang rumahnya di kota Nahariya, yang konsentrasinya membuat alat-alat dapur dan menamakan usahanya itu ISCAR. usahanya itu ternyata berkembang dengan sangat cepat dan menarik minat berbagai investor besar.

Mukjizat datang untuk Stef seusai peristiwa perang enam hari, Israel yang mendapat embargo persenjataan dari Prancis, segera mencari solusinya. Stef diajak bekerjasama untuk membuat pisau bagi tentara Israel. Sejak saat itulah, perusahaan pemotong besi ini dipakai hingga saat ini untuk membuat baling-baling, mesin jet dan gas turbin. ISCAR Blades yang berubah nama menjadi Blades Technology kini menjadi produsen bagi Pratt & Whitney, Rolls-Royce, Snecma, General Electric, MTU Aero Engines, Techspace Aero, Solar Turbines, General Motors, Ford dan lainnya.

Pada Mei 2006, 2006 Berkshire Hathaway, perusahaan konglomerasi miliarder Warren Buffett, membeli 80% dari ISCAR Metalworking Company sebesar $ 5 milyar. Segera setelahnya, Stef melakukan langkah besar dengan mendirikan empat pusat industri di Israel, dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja untuk membantu menciptakan stabilitas di kawasan itu. Salah satunya adalah Tefen Industrial Park, yang membuat kebanggan tersendiri bagi Stef karena dibangun di kota Arab-Israel, Nazareth. Dimana orang-orang Yahudi dan Arab bekerja berdampingan. "Kawasan industri ini adalah contoh yang sangat baik, karena saat mereka bekerja sama, mereka tak punya waktu untuk omong kosong. Mereka terlalu lelah di malam hari untuk melakukan tindakan teroris. mereka punya kepuasan tersendiri, karena terlibat dan berproduksi, juga tidak bertentangan satu sama lain," katanya.

Jiwanya yang ingin menciptakan stabilitas ekonomi dan masyarakat membuatnya mempromosikan gagasan "Marshall Plan untuk Timur Tengah" yaitu  menggunakan industri untuk memberikan pelatihan, menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan per kapita dari mereka yang tinggal di Timur Tengah.Pada 1990-an, ia menyusun rencana untuk sebuah pusat industri di Rafah, di Jalur Gaza. Pemerintah Palestina dan Israel mendukung rencana ini. Sayangnya, satu minggu sebelum upacara peletakan batu, Intifada Kedua pecah dan rencana yang sangat luar biasa ini akhirnya dipetieskan.

Pada tahun 2002, Stef bersaksi di depan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat tentang "New Marshall Plan" yang menganjurkan pendanaan AS untuk merevitalisasi Timur Tengah melalui upaya berkelanjutan dengan mempromosikan perdagangan, pekerjaan, dan ekonomi bebas di wilayah tersebut. Visi ini termasuk membangun tambahan 100 pusat industri yang akan mempekerjakan masyarakat Israel dan Palestina. Stef tidak hanya membatasi idenya ini hanya di Israel saja, ia memiliki rencana serupa untuk  Turki dan Yordania.

"Marshall Plan ini saya dasarkan pada bantuan dari negara-negara Barat untuk memperkuat Timur Tengah, dalam rangka mencapai perdamaian dan ketenangan. Pusat-pusat industri ini akan berfungsi sebagai inkubator selama lima tahun untuk manufaktur dan ekspor perusahaan. Jika bantuan diperoleh, maka pusat-pusat ini dapat mengantar di era di mana produksi, ekspor, pendidikan, dan kualitas hidup yang besar dapat menggantikan terorisme dan kemiskinan,"tambahnya.

Saat ini Stef, selain menjadi seorang filantropis, juga seorang mantan politisi yang pernah duduk di Parlemen Israel, Knesset. pada 2013 lalu, Keluarga Stef menjadi keluarga terkaya di Israel. Saat ini dirinya tetap aktif menjembatani kesenjagan antara populasi Yahudi dan Arab Israel. Pada 1991, pemerintah Israel menganugerahinya gelar Israel Prize, yaitu kontribusi khusus untuk masyarakat dan Negara Israel.


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.



Sumber : Berbagai Sumber | Daniel Tanamal
Halaman :
1

Ikuti Kami