One Day’s Wages, Wujud Nyata Misi Sosial Eugene Cho
Sumber: Relevantmagazine.com

Profile / 6 October 2015

Kalangan Sendiri

One Day’s Wages, Wujud Nyata Misi Sosial Eugene Cho

Theresia Karo Karo Official Writer
4409

Ketika kita terlalu sering melihat ke ‘atas’ tanpa memperhatikan situasi yang ada di ‘bawah’, maka nikmat mengucap syukur itu pun akan terasa sangat sulit keluar dari mulut kita. Padahal dengan menghargai apa yang dimiliki, akan membuat kita sadar bahwa banyak orang lain yang mungkin menjalani hidup yang jauh lebih sulit dan keras dari kita.

Inilah yang menggerakkan hati Eugene Cho untuk mengabdikan sebagian besar hidupnya dengan berbagi ke sesama. Pria sederhana ini merupakan pengusaha asal Seattle, Washington, yang kini menjadi salah satu pelopor organisasi sosial dan kemanusiaan yang mendunia, dibawah yayasan amal One Day’s Wages.

Titik balik terbesar dalam hidupnya dialami saat Eugene bertolak ke Myanmar di tahun 2006. Dia yang memang erat dengan dunia sosial tersebut, berkunjung ke salah satu sekolah darurat di kawasan Hutan di sana. Perjalanannya ini kemudian mengajaknya pada suatu realita, bahwa gaji guru di sekolah tersebut bisa dikatakan sangat minim, yakni USD 40. Angka ini mungkin terlihat besar bila dihitung per minggu. Akan tetapi kenyataannya, USD 40 adalah gaji per tahun yang didapat perseorangan tenaga pendidik tersebut. 

Dia yang heran, kemudian membayangkan apa mungkin bisa hidup dengan gaji sebesar itu? Namun pada kenyataannya, hal itu mungkin. Lewat ini, Eugene semakin mengerti tentang pentingnya bersyukur dan menghargai apa yang telah dimiliki. 

Kekagumannya tidak berhenti di situ. Kembali ke negaranya, Eugene bertekad untuk membangun sebuah organisasi sosial untuk mengajak orang lain lebih bersyukur dan menghargai nikmat dari Tuhan lewat aksi saling berbagi. Inspirasi inilah yang kemudian mendorong lahirnya organisasi One Day’s Wages. 

Alasannya sederhana, organisasi sosial ini didirikan untuk mengajak semua orang melihat betapa berharganya satu hari gaji mereka, yang ternyata untuk sebagian orang lain bisa sangat berharga. 

Bukan tanpa halangan, loyalitas dan kesungguhan Eugene yang juga kepala pastur di Quest Church Seattle ini juga diuji. Bersama istri dan tiga anaknya, Eugene menjalankan gaya hidup sangat sederhana dan berhemat. Tidak hanya itu, dia juga turut merelakan 1 tahun gajinya. Dana yang terkumpul hingga USD 68.000 menjadi modal awal Eugene untuk mendirikan yayasan One Day’s Wages pada tahun 2009. 

Hingga saat ini, yayasan One Day’s Wages telah berkembang menjadi salah satu pelopor yang mengusung misi sosial dan pengentasan kemiskinan terbesar di dunia. Sebanyak 44 negara mengambil bagian menjadi donatur dan mengumpulkan dana operasional bantuan sebesar USD 2,9 juta.

Dalam sebuah wawancara tertulis Eugene sempat mendapat pertanyaan terkait masalah terbesar yang dihadapi manusia saat ini. Menjawab pertanyaan tadi, Eugene mengungkapkan bahwa masalah sosial yang paling urgent saat ini merupakan tingginya rasa saling benci, ketakutan, diskriminasi, dan ketidak-pedulian. 

Meskipun begitu, menurutnya sumber masalah adalah kita tidak benar-benar tahu apa yang kita takutkan, kita tidak benar-benar tahu seperti apa mereka (orang, kelompok, kepercayaan) yang kita benci selama ini. Hal ini terjadi karena kita terlalu takut untuk mencari tahu kesungguhannya. 

Untuk mengatasi masalah tadi, Eugene memberi saran yang sangat inspiratif. Yakni, ketika kita mempunyai orang atau kelompok yang dibenci, Eugene menantang setiap kita untuk memberanikan diri duduk satu meja. Mungkin dengan makan bersama dan saling bertanya apa sebenarnya yang menjadi masalah di antara kita dan mereka. Saat kita bisa mulai bicara dari hati ke hati, maka gerbang menuju rasa saling pengertian pun akan terbuka lebih lebar.

Hingga saat ini Eugene Cho masih mengambil bagian dalam kepengurusan yayasan One Day’s Wages. Dirinya kemudian turut mengembangkan Q Café yang adalah kafe nirlaba. Keuntungan yang didapat, disalurkan pada tunawisma dan orang-orang yang membutuhkan lainnya dalam bentuk makanan gratis.

Tidak hanya berbicara tentang kepedulian sosial, Eugene Cho pun memilih untuk melakukan tindakan nyata untuk membantu banyak orang yang membutuhkan. Dari dia kita bisa belajar nikmat untuk berbagi dan tetap bisa bersyukur dengan nikmat yang Tuhan beri. 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Berbagai sumber by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami