Leonardo Del Vecchio, Miliarder Italia Mantan Anak Panti Asuhan
Sumber: Istimewa

Profile / 2 October 2015

Kalangan Sendiri

Leonardo Del Vecchio, Miliarder Italia Mantan Anak Panti Asuhan

daniel.tanamal Official Writer
4442

 

Tak banyak yang mengetahui jika salah satunya adalah miliarder dunia asal Italia, Leonardo Del Vecchio punya masa kecil yang begitu susah. Lahir dalam keluarga tak mampu, Leonardo telah ditinggal mati sang ayah saat usianya tujuh tahun. Bahkan ibu Leonardo mengirimnya ke panti asuhan Milan lantaran sudah tak punya biaya lagi untuk membesarkannya.

 

Saat menginjak usia remaja, Leo sudah menjadi buruh di perusahaan peralatan di Milan. Di sana, dia mulai belajar desain industrial di malam hari setelah bekerja seharian. Leonardo akhirnya mulai tertarik dengan bingkai kacamata dan memutuskan pindah ke Agordo, tempat yang fokus pada industri kacamata.

 

Enam tahun kemudian, berbekal pengalaman kerja, Leondardo memutuskan untuk memulai bisnis sendiri, Luxxotica namanya. Dengan visi fusturistiknya, Leonardo berhasil mengambil berbagai keputusan penting yang membuatnya unggul di bidang tersebut. Luxxotica kini menjadi perusahaan besar yang menjadi pencetak uangnya. Kini perusahaan tersebut memproduksi kacamata untuk merek-merek ternama di seluruh dunia seperti Burberry, Bulgari, Chanel, Coach, DKNY, Dolce & Gabbana, Armani, Prada, Ralph Lauren, Tiffany dan Versace.


Pria berusia 80 tahun yang kini memiliki harta US$ 20 miliar tersebut punya jiwa dermawan yang begitu tinggi. Saat merayakan hari jadinya pada 22 Mei 2015 lalu, ia membagi-bagikan uang berupa saham senilai US$ 10 juta setara Rp 131,6 miliar (kurs: Rp 13.158 per dolar AS) ke 8.000 karyawan di Luxottica. “Saya berterimakasih dengan tulus pada para karyawan Luxoticca di Italia, semua yang merupakan jantung dari kesuksesan Luxottica”, ungkap Del Vecchio dilansir dari abs-cbnnews com, Senin (25/5/ 2015). Leo kini merupakan orang terkaya kedua di Italia. Luxottica mencatat rekor keuntungan pata tahun 2014 dan membuka tahun ini dengan mencetak kenaikan laba pada kuartal I 2015 hampir 34 persen berkat pertumbuhan penjualan di Amerika Utara. “Dengan kado sederhana, saya ingin menunjukkan pentingnya karyawan bagi saya. Saya sungguh merasa kita adalah keluarga, lanjut dia.”


Sikap pantang menyerahnya pada keadaan, membuahkan hasil. Kisah hidup Leo menjadi salah satu bukti bahwa ada harga yang harus dibayar dalam kehidupan ini ketika kita ingin mencapai sesuatu. Leo telah membayar harga atas kesuksesannya dengan kerja keras yang tidak mudah dan tekun. Hasilnya? Bahkan orang lain turut dapat menikmati kesuksesannya.



Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami