Cek Disini, 6 Ciri Orang Kecanduan Membangun Usaha!
Sumber: www.onlinecollege.org

Entrepreneurship / 26 September 2015

Kalangan Sendiri

Cek Disini, 6 Ciri Orang Kecanduan Membangun Usaha!

Puji Astuti Official Writer
4216

Memulai sebuah usaha adalah kerja keras dan tekanan, namun bagi beberapa orang, mereka senang membangun usaha dari nol dan menjadikannya sukses. Bahkan tekanan untuk mengambil keputusan beresiko tinggi, sensasi meluncurkan usaha baru, dan daya tarik keuntungan finansial bisa menjadi sebuah obsesi dan bahkan kecanduan.

Kecanduan tidak selalu melibatkan obat-obatan terlarang atau arkohol, kadang tingkah laku tertentu juga bisa menjadi kecanduan seperti judi, pornografi dan juga membangun usaha. Itu sebabnya banyak pengusaha atau biasa dikenal start up entrepreneur yang menjual bisnisnya ketika sudah mencapai sukses karena ingin merasakan kembali memulai usaha dari bawah.

Seseorang mengalami kecanduan ditandai dengan terlibat secara terus menerus meskipun konsekuensinya merugikan. Demikian juga dengan seseorang yang kecanduan dengan usaha atau pekerjaannya, dia akan terus membangun usahanya sekalipun berakibat negatif pada kehidupannya, contohnya seperti membuat renggang hubungan dalam keluarga, memicu perceraian atau membuatnya terjerat hutang.

Jika kecanduan narkoba atau arkohol melibatkan kecanduan fisiologis, kecanduan prilaku seperti pornografi, usaha dan pekerjaan melibatkan ketergantungan psikologis. Berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi ciri-cirinya :

1. Pikiran obsesif. Terus menerus berpikir tentang bagaimana meningkatkan bisnis, atau menghabiskan setiap waktu untuk mengurus usahanya. Orang yang kecanduan dengan usahanya harus berjuang untuk bisa menikmati waktu bersama keluarga atau teman karena pikirannya terus menerus tertuju kepada usahanya.

2. Memiliki siklus menarik diri. Salah satunya adalah dengan menjual usahanya, hal ini kadang membuat orang itu tertekan atau depresi, namun hal tersebut tetap dilakukan agar bisa merasakan perasaan senang dan tertantang saat memulai usaha baru.

3. Memiliki masalah dengan rasa berharga. Terobsesi untuk mengejar impian bisa berhubungan dengan masalah rasa berharga pada diri seseorang. Biasanya orang tersebut merasa kurang berharga atau kurang percaya diri karena tidak cukup sukses atau belum mencapai standar tertentu.

4. Tingkat toleransi. Sama seperti pecandu obat bius atau arkohol, mereka biasanya mencapai tingkat toleransi hingga harus menaikkan dosisnya. Hal yang sama juga dialami oleh mereka yang kacanduan membangun usaha, biasanya tingkat toleransi berada pada resiko, mereka akan mengambil resiko yang semakin besar agar mengalami rasa tertantang atau kesenangan lebih lagi.

5. Pengabaian. Waktu yang dihabiskan untuk membangun usaha menyebabkan seseorang mengabaikan area lain dalam hidupnya, baik itu hubungan dengan keluarga, hubungan dengan sesama atau kesehatannya.

6. Dampak negatif . Kecanduan pada pekerjaan atau usaha bukan hanya diukur dari berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk mengurus hal tersebut, namun juga dengan dampak atau masalah yang disebabkan oleh hal tersebut. Contohnya masalah keuangan, masalah dalam hubungan dengan pasangan atau keluarga, masalah kesehatan dan lainnya.

Mungkin Anda berkata, saya tidak kecanduan, saya adalah serial entrepreneur, orang yang selalu punya ide baru dan memulai bisnis baru. Namun Anda harus kembali melihat kepada hidup Anda secara keseluruhan, apakah usaha Anda berdampak negatif atau positif kepada pribadi Anda dan juga orang-orang disekitar Anda.

Jika Anda bisa mengenali gejala-gejala di atas sejak dini, dan bisa menyeimbangkan setiap aspek hidup Anda, maka hal yang negatif bisa terhindarkan. Tetapi jika Anda menemukan bahwa ternyata Anda mengalami kecanduan pada pekerjaan atau usaha Anda, maka sebaiknya segera mencari bantuan profesional. Karena usaha atau pekerjaan adalah sarana untuk Anda bisa memberi dampak positif bagi keluarga dan orang-orang di sekitar Anda, jika hal sebaliknya yang terjadi maka hal tersebut harus diperbaiki. Sukses bukanlah berapa banyak harta yang bisa Anda miliki, namun saat Anda bisa memberi dampak positif pada orang-orang yang Anda cintai.

Sumber : Forbes.com | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami