Artikel Pembaca:Hidup Benar Ditengah Ketidakbenaran
Sumber: www.contenthero.co.uk

Kata Alkitab / 9 September 2015

Kalangan Sendiri

Artikel Pembaca:Hidup Benar Ditengah Ketidakbenaran

Puji Astuti Official Writer
6343


Nats Bacaan  Kejadian 6:1-9

Saudaraku kita sekarang hidup di tengah-tengah dunia yang penuh dengan kejahatan.  Kejahatan seumpama barang murah yang gampang ditemukan dimana saja, dan telah menggerogoti sendi-sendi kehidupan manusia diberbagai line.  Lihatlah pelaku-pelaku kejahatan jalanan alias BEGAL yang menghabisi korbannya demikian sadis. Belum lagi kajahatan sindikat NARKOBA, MIRAS, Seks Bebas, pornofrafi yang telah menghancurkan jutaan generasi anak-anak bangsa, PENIPUAN dengan berbagai modus operandi, kejahatan KORUPSI, Pencucian Uang, Penyelewengan terhadap hukum, amoral, dll.

Kekompleksitasan kejahatan yang demikianlah yang mengitari dan yang ada disekitar orang-orang percaya (gereja). Dengan kata lain di tengah-tengah dunia yang tidak steril itulah orang percaya  hadir. Dan dalam situasi dunia yang demikian jahatnya itu,  tentunya bukanlah hal yang mudah  bagi orang percaya untuk menginflemetasikan imannya di tengah dunia yang kian runyam itu. Hidup benar di tengah ketidakbenaran,  kejahatan yang demikian kompleks itu tentunya bukanlah sesuatu yang gampang. Namun! Bukan berarti tidak bisa. Sebagai contoh kita dapat melihat kehidupan seorang anak manusia yang bernama Nuh. Alkitab mencatat dengan jelas bagaimana kebobrokan manusia pada waktu itu. Kejadian 6: 5 mengatakan “Kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”. Bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. Ini menjelaskan bahwa manusia pada masa itu bukan hanya sikapnya yang jahat, tetapi juga dari hatinya memang cenderung untuk melawan Allah dan melakukan kejahatan terus menerus, dan  makin lama manusia semakin jahat. Kejahatan yang sudah demikian parah itu Allah respon dengan kalimat "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka (Kejadian 6:7).

Di tengah-tengah dunia yang demikian bobrok itu dan respon Allah yang demikian marah terhadap bejatnya manusia pada waktu itu, seorang anak manusia tambil berbeda dengan manusia sezamannya. Alkitab mencatat bahwa Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Waaw ini sesuatu yang luar biasa. Sementara orang-orang disekitarnya berlomba-lomba dijalan ketidakbenaran tetapi Nuh tampil beda dengan mereka. Dia (Nuh) tidak terbawa arus laksana ikan mati. Nuh tidak terjerembab dengan perkataan “ini zaman edan” kalau tidak edan tidak kebagian, Nuh  juga tidak terjerembab ke dalam etika determinisme dimana Perilaku baik ataupun jahat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di luarnya. Kalau lingkungannya, sekitarnya jahat maka ia pun akan masuk dalam lingkaran itu. Kalau lingkungannya melakukan KORUPSI, NARKOBA, AMORAl,  maka dia pun akan ikut di dalamnya. Tetapi Nuh mengambil sebuah keputusan untuk HIDUP BENAR DI TENGAH KETIDAKBENARAN”.

Bagaimana dengan kita? Bisakah kita HIDUP BENAR DI TENGAH KETIDAKBENARAN? Sebab Firman Tuhan mengatakan “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna amiin…

Oleh Pdm. Joel Nababan, S.Th
Penulis adalah Ketua Biro Pemuda Gereja Pentakosta, dan aktif melayani di Gereja Pentakosta Mandala-Medan


Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan mengirimkan kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan mengirimkannya ke alamat email : [email protected].

Sumber : Pdm. Joel Nababan, S.Th
Halaman :
1

Ikuti Kami