‘Good Girl or Bad Girl’, Pengaruh Ayah Bagi Putrinya
Sumber: Google

Parenting / 31 July 2015

Kalangan Sendiri

‘Good Girl or Bad Girl’, Pengaruh Ayah Bagi Putrinya

Theresia Karo Karo Official Writer
19335

Anak-anak terutama remaja kerap mengalami krisis identitas dan terlibat dalam kekerasan. Minimnya peran orang tua dan keterbatasan spiritual sering membuat mereka tidak mengerti kenapa bisa melakukan kekerasan. Mereka bahkan tidak tahu bagaimana mereka bisa sampai ke sana atau bagaimana caranya keluar.

Bila dilihat lagi, selama ini budaya sering menekankan bahwa ibu adalah sosok penting dalam perkembangan anak. Seakan lupa bahwa ayah juga mempunyai peran yang sama pentingnya. Dr. Meg Meeker penulis buku ‘Ayah Yang Kuat, Putri Yang Kuat' mengungkapkan bahwa ayah turut berperan dalam pengembangan diri Sang anak.

"Banyak dari Anda adalah para pria yang baik, tapi Anda adalah para pria baik yang ditertawakan oleh sebuah ‘budaya’. Yang meremehkan otoritas Anda, menyangkal betapa pentingnya diri Anda, dan mencoba untuk membuat Anda bingung dengan peranan Anda. Tapi kenyataannya, para ayah adalah pengubah kehidupan, sama seperti bagaimana ayah saya mengubah saya.”

Meeker benar! Jelas bahwa para ayah sangat penting bagi anak-anak lelaki dan perempuannya, namun di bukunya dia lebih memfokuskan perhatian pada anak perempuan. Hal ini dilakukannya bukan tanpa alasan. Karena selama menjalankan profesinya sebagai dokter, Meeker telah melihat banyak anak perempuan terjebak dalam pemahaman seksual yang salah.

Dalam praktek medisnya, Meeker telah menangani banyak sekali perempuan-perempuan muda untuk masalah penyakit menular seksual, depresi, pola makan yang salah, dan kehamilan dini. Menurutnya, banyak anak perempuan yang terlibat dalam perilaku merusak seperti tadi. Dan saat dicari ‘akar’ penyebabnya, ternyata semua kembali lagi pada peranan orang tua, terutama sang Ayah. Anak-anak perempuan ini tidak merasa dicintai dan dihargai oleh para ayah mereka.

Menurutnya, para ayah harusnya bisa memastikan agar para putri mereka bertumbuh dewasa dengan pola pikir yang benar dan sehat mengenai seksualitas, tulis Meeker. “Anda tidak perlu menjadi seorang ahli psikologi untuk membimbing putri Anda agar tidak ikut tercemar dalam "budaya" itu. Anda hanya perlu melakukan bagian anda sebagai seorang ayah. Berbicaralah dengannya, meskipun dia terlihat tidak mendengarkan dengan perhatian penuh.”

"Selain itu, ajarkan kepadanya tentang bagaimana Tuhan mencintai dan menciptakan dia. Tentukan batasan-batasan untuknya. Luangkan waktu bersamanya. Dengarkan dia. Mungkin semua itu tidak terlihat seperti sesuatu yang penting bagi Anda, tapi Anda akan terkejut melihat perbedaan yang dihasilkan dari tindakan-tindakan itu,” Meeker menyarankan.

Satu kali, seorang gadis berusia 16 tahun berkata pada Meeker, bahwa dia berniat untuk tidur bersama pacarnya, lalu dia melihat cincin yang melingkar di jarinya. Cincin itu adalah pemberian ayahnya, dan hal itu cukup untuk membuat dia membatalkan niatnya. Ketahuilah bahwa, pengaruh seorang ayah benar-benar berkuasa seperti itu. Dan bukan hanya ketika berhubungan dengan nilai-nilai seksual, tapi mencakup semua area kehidupan putri Anda.

Dalam bukunya, Meeker juga menceritakan tentang seorang gadis yang mulai mengkonsumsi obat-obatan dan kabur dari rumah pada usia 16 tahun. Dengan kesabaran dan keteguhan usaha ayahnya untuk menjangkau dia, akhirnya dia kembali pulang ke rumah dan mengubah hidupnya.

Oleh sebab itu, Meeker mendorong para ayah untuk tetap melakukan bagiannya, bahkan walaupun tidak menerima ucapan terima kasih. "Demi kepentingan keluarga kita, kita tidak bisa membiarkan ‘budaya’ yang tidak benar itu mencemari anak-anak kita. Ingatlah ini: bahwa peranan Anda sangat penting!" Mungkin mereka tidak memberitahukan kepada Anda sekarang, namun kehidupan mereka akan selalu menjadi refleksi dari cinta dan komitmen Anda.

Sumber : CBN/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami