Artikel Pembaca : Korban Bakaran, Sebuah Persembahan Yang Hidup
Sumber: sofiaglobe.com

Kata Alkitab / 30 July 2015

Kalangan Sendiri

Artikel Pembaca : Korban Bakaran, Sebuah Persembahan Yang Hidup

Puji Astuti Official Writer
3939

Pernah suatu kali saya berkesempatan untuk berkunjung ke pulau Bali, pulau dewata yang sangat indah.  Pulau bali menawarkan begitu banyak pesona, baik dalam hal keindahan alam, terutama pantainya,  maupun dalam hal keaslian tradisi budaya yang masih sangat kental di masyarakatnya.

Saat  itu saya sempat menyaksikan upacara adat pembakaran mayat atau yang biasa disebut dengan istilah “ngaben”.

Tubuh jenasah diletakan di atas mezbah yang terbuat dari kayu dan kemudian dibakar sampai jasadnya menjadi abu.  Setelah itu barulah abu jenasah di pisahkan dari abu sisa pembakaran kayu & mezbah.  Pada umumnya abu hasil pembakaran manusia akan berwarna lebih cerah dibandingkan abu hasil pembakaran kayu.

Saya jadi teringat kebenaran Firman Tuhan mengenai korban bakaran.   Dahulu bangsa Israel mempersembahkan kepada TUHAN korban bakaran berupa domba, lembu, atau hewan dan barang lainnya seperti yang tertulis dalam  kitab Imamat , sebagai korban penebusan dosa setiap kali bangsa itu melakukan dosa.

Yesus Kristus pun mengajarkan satu teladan bagi kita mengenai korban persembahan, bahwa Ia yang adalah Anak Allah telah mengorbankan dirinya sebagai persembahan yang hidup untuk penebusan dosa manusia. 

Kristus tidak hanya menginginkan korban persembahan yang mati, seperti perpuluhan dan persembahan lainnya, tapi lebih dari itu Kristus menginginkan korban yang hidup, yaitu hidup kita, waktu kita untuk melayaniNya dalam segala hal yang telah Tuhan percayakan diberikanNya kepada kita.

Seperti halnya korban yang habis terbakar di mezbah pembakaran berapi, maka demikian pula halnya diri kita, saat kita mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup bagi Allah.  

Kadang kala kita merasa kita sudah mempersembahkan waktu kita dan hidup kita untuk pelayanan bagi Tuhan, dan menjalankan perintah Tuhan dengan taat,  tapi keadaan yang menimpa hidup kita tidak menjadi lebih baik, bahkan semakin buruk.

Semakin kita setia pada Allah,  semakin “hangus” dan “habis”  hidup kita karena percobaan hidup.

Namun memang seperti halnya abu jenasah yang dipisahkan dari abu sisa pembakaran mezah kayu, maka demikian pula halnya hidup kita, saat semua hidup kita persembahkan kepada Allah, maka kedagingan kita akan menjadi “habis” dan tidak tersisa lagi,  dan kita akan terpisah dari kehidupan kedangingan kita. Allah akan memisahkan kita menjadi suatu bagian yang dikuduskan bagi kemuliaan Nya.

Kita akan menjadi terpisah dari dunia ini, dan menjadi suatu pribadi baru yang seturut dengan kehendak Allah.

Kudus dapat berarti, dipisahkan dari kelompoknya untuk menjadi milik Allah.  Demikianlah hidup kita, saat kita mempersembahkan hidup kita kepada Allah,  kita akan menjalani proses pengudusan agar hidup kita sepenuhnya menjadi milik Allah.

Orang akan segera mengenali pribadi kita yang telah dikuduskan oleh Allah, karena hidup kita akan lebih cerah dan lebih baik dibandingkan kehidupan kita dahulu sebelum dikuduskan oleh Allah.

Selamat menjalani hidup yang kudus sebagai korban yang hidup bagi Allah. Amin

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


ANS


Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan mengirimkan kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan mengirimkannya ke alamat email : [email protected].

Sumber : ANS
Halaman :
1

Ikuti Kami